Berita Gianyar

Petani Gianyar Bali Tak Mau Ikut Asuransi, Hama Tikus Bikin Gigit Jari

pada tahun lalu, jumlah peserta asuransi pertanian yang awalnya 140 orang, menurun menjadi 56 orang. 

istimewa
Pertanian: Kondisi pertanian di Kabupaten Gianyar, saat didatangi petugas Distanak Gianyar karena diserang hama tikus. Petani Gianyar Bali Tak Mau Ikut Asuransi, Hama Tikus Bikin Gigit Jari 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Ratusan hektare lahan pertanian di Kabupaten Gianyar, Bali, telah diserang hama tikus sejak awal tahun 2025. 

Namun dipastikan sebagian besar petani yang mengalami kerugian akibat hama tikus ini tidak mendapatkan ganti rugi atau asuransi. 

Hal tersebut dikarenakan, selama ini petani di Gianyar tidak ada yang mau ikut asuransi, yang bahkan mengakibatkan rekanan yang digandeng Dinas Pertanian Gianyar 'kabur' dari Gianyar.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Gianyar yang dihimpun Tribun Bali, Senin 12 Mei 2025, diketahui bahwa pada  beberapa tahun sebelumnya, pemerintah telah menggandeng pihak asuransi untuk petani Gianyar. 

Baca juga: 566 Hektare Sawah di Jembrana Sudah Ditanami Padi, Petani Diminta Waspada Dampak Cuaca Ekstrem

Namun pada tahun lalu, jumlah peserta asuransi pertanian yang awalnya 140 orang, menurun menjadi 56 orang. 

Menurunnya jumlah peserta ini menyebabkan pihak ketiga enggan memberikan quota asuransi ke Gianyar

Hal tersebut cukup disayangkan, lantaran premi asuransi relatif ringan, yakni 36 ribu per hektare. 

Dengan nominal tersebut, ketika mengalami gangguan atau gagal panen, petani mendapat pengganti maksimal Rp 6 juta, tergantung tingkat kerusakannya. 

Petani bisa mendaftar sebagai peserta asuransi maksimal saat tanaman padi berumur 10 hari. 

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, Anak Agung Ari Putri membenarkan hal tersebut. 

Ia pun menyampaikan bahwa lahan pertanian padi yang saat ini terserang hama tikus tidak masuk asuransi pertanian.

"Sejak tahun 2024 lalu dan sampai 6 bulan ke depan, petani di Gianyar yang menanam padi tidak mendapatkan Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) dari pihak ketiga. Sehingga saat ini, petani yang terserang hama tikus tidak mendapat pengganti kerugian akibat serangan hama tikus," ujarnya.

"Sebelumnya Dinas Pertanian bekerja sama dengan pihak ketiga khusus untuk asuransi pertanian, mungkin karena sedikitnya petani yang berasuransi, quota asuransi di Gianyar kosong. Sedangkan quota luas lahan yang diasuransikan turun dari Dinas Pertanian Provinsi Bali," ujar Agung Putri.

Plt Kabid Penunjang Sarana dan Prasarana Pertanian Distanak Gianyar, Dewi Maryani mengungkapkan, bahwa selama ini, para petani baru sadar tentang pentingnya asuransi, ketika mereka gagal panen. 

"Biasanya petani baru mau masuk asuransi setelah tanaman padi gagal panen, tentu hal ini tidak dilayani pihak ketiga," ujarnya. (*)

Kumpulan Artikel Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved