Berita Gianyar

TEMPUH Jalur Sekala Niskala, Bupati Mahayastra Tetapkan Kabupaten Gianyar KLB Hama Tikus

Rapat koordinasi diharapkan dapat membantu para petani dalam menangani hama tikus dan meningkatkan produksi padi di Kabupaten Gianyar.

TRIBUN BALI/I WAYAN ERI GUNARTA
RAPAT - Bupati Gianyar, I Made 'Agus' Mahayastra menggelar rapat terkait hama tikus yang menyerang tanaman padi di Gianyar, Selasa (13/5). 

TRIBUN-BALI.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar menggelar rapat koordinasi pengendalian hama tikus pada tanaman padi di Kabupaten Gianyar

Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, memimpin rapat yang dihadiri berbagai pihak, termasuk Dandim 1616/Gianyar, Kapolres Gianyar, dan pimpinan OPD terkait, di ruang kerja bupati, Selasa (13/5).

Mahayastra menyatakan serangan hama tikus merupakan masalah serius yang perlu diselesaikan, baik secara sekala maupun niskala. Dia juga menekankan pentingnya kedaulatan pangan dan ketahanan pangan.

Bupati Gianyar pun menetapkan serangan hama tikus sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan akan dilaksanakan upacara berupa pecaruan untuk mengendalikan hama tikus. 

Baca juga: ORMAS GRIB Tabanan Lockdown! Wagub Bali Koordinasi Tim Yustisi,Polda Bali Kerahkan Aparat Bersenjata

Baca juga: TARGET Edarkan Narkoba untuk Turis, BNNP Tangkap 2 WNA Kazakhstan Jaringan Internasional Rusia

Beberapa pekaseh subak memaparkan tentang serangan hama tikus di wilayah mereka. Mereka juga membagikan pengalaman tentang cara-cara pengendalian hama tikus yang telah dilakukan. Prof I Wayan Supartha dan Prof Dewa Ngurah Suprapta dari Universitas Udayana juga memberikan paparan tentang pengendalian hama tikus dengan pendekatan PHT.

Rapat koordinasi diharapkan dapat membantu para petani dalam menangani hama tikus dan meningkatkan produksi padi di Kabupaten Gianyar.

Pertemuan tersebut juga menghadirkan akademisi, PHDI, serta praktisi untuk membahas langkah apa yang harus diambil dalam menanggulangi hama tikus agar tidak semakin meluas.

“Saya sudah berkeliling ke beberapa subak, keluhannya sama yaitu hama tikus. Untuk itu saya mengajak pekaseh, akademisi, PHDI atau praktisi untuk membahas langkah apa yang harus kita ambil agar hal ini segera bisa kita selesaikan,” ujar Mahayastra.

Dilanjutkannya, bahwa roh atau urat nadi pariwisata di Gianyar adalah pertanian sehingga perlu mendapatkan perhatian agar pertanian dapat terus berjalan dengan baik serta petani-petani dapat berdaulat.

“Kita ingin mendukung program presiden kita untuk kedaulatan pangan, jadi berdaulat secara pangan artinya kita mampu memenuhi kebutuhan pangan kita dari hasil petani kita. Petani juga berdaulat sehingga bisa menentukan nasibnya sendiri,” tegasnya.

Dalam rapat tersebut, Bupati Mahayastra meminta informasi faktual di lapangan kepada para pekaseh terkait hama tikus yang mulai menyerang tanaman padi sejak tanaman padi berusia 14 hari setelah tanam. Hal itu agar pihaknya bisa melakukan analisis dan rekomendasi yang harus diambil.

Prof I Wayan Supartha menekankan penyebab utama lonjakan populasi tikus ialah daya reproduksi tikus yang tinggi. Satu ekor tikus bisa beranak seratusan dalam setahun, siklus hidup yang panjang serta adaptasi yang baik. 

Faktor lainnya seperti musuh alami yang sudah berkurang seperti ular dan burung hantu serta ketersediaan makanan yang selalu ada.

“Faktor ekstrinsiknya yaitu ketersediaan makanan yang selalu ada, hal ini juga menyebabkan lonjakan populasi karena tikus dapat berkembangbiak dengan cepat ditambah ketersediaan pakannya ada. Ketersediaan makanan melimpah bagi tikus karena sistem tanam yang bergiliran dalam satu subak, atau tulak sumur bukan kerta masa atau menanam padi secara serentak,” paparnya.

Prof. Supartha juga menyayangkan kurangnya pemantauan secara teratur yang dilakukan di sawah, sehingga pengendalian hama tidak dilakukan mulai dari awal.

Dirinya juga menyarankan agar Bupati Gianyar meningkatkan kapasitas petani sebagai ahli penyakit hama tumbuhan mengingat petani lebih memahami kejadian di lapangan sehingga pemantauan dan penangannanya dapat dilakukan dengan cepat.

Sebagai kesimpulan atau rekomendasi, Prof Supartha menyarankan agar pengendalian hama tikus pada saat padi masa vegetatif perlu sanitasi lingkungan dan kimia (Rodentisida).

“Saya sarankan demikian karena cukup efektif mengingat tikus sudah mulai melakukan penyerangan pada vase vegetatif dan merusak batang padi. 

Sebelum diberikan umpan beracun sebaiknya dilakukan perumpanan pendahuluan untuk membiasakan tikus makan umpan tanpa racun selama 2 sampai 3 hari,” jelasnya.

Mengantisipasi dogma di masyarakat yang enggan memasang racun tikus di sawah, Bupati Mahayastra juga meminta pendapat PHDI dan FKUB sehingga masyarakat mendapatkan penjelasan atau pemahaman yang lebih baik.

Bahwa pemberian Rodentisida dimaksudkan untuk mengendalikan jumlah tikus yang ada di sawah bukan memberantasnya, meski demikian tetap harus meminta izin dengan sesajen terlebih dahulu.

Dari berbagai saran dan masukan yang diterima, Bupati Mahayastra akan segera memberikan bantuan kepada petani untuk pengadaan Rodentisida dan meminta bantuan TNI/Polri agar masalah petani segera bisa terselesaikan serta sesuai saran PHDI akan melaksanakan upacara keagamaan secara Hindu untuk memohon agar hama tikus dapat dikendalikan.

Kapolres Gianyar, AKBP Umar menyatakan pihak kepolisian telah menerima laporan terkait serangan hama tikus dari jajaran Polsek dan Bhabinkamtibmas. Ia juga menekankan bahwa penggunaan predator alami seperti burung hantu dapat menjadi solusi efektif dalam pengendalian hama tikus

“Polres Gianyar siap siaga dalam mendukung langkah-langkah terpadu pengendalian hama tikus di wilayah hukum Kabupaten Gianyar. Upaya ini bertujuan menjaga ketahanan pangan dan stabilitas sosial masyarakat petani,” ujarnya. 

Serangan hama tikus ini pertama kali diketahui di Subak Patas yang kemudian meluas. Hingga saat ini, Dinas Pertanian Gianyar belum menerima laporan dari subak-subak yang ada di Gianyar tentang serangan hama tikus

“Jadi kami belum bisa memberikan data pasti berapa subak yang terdampak, tidak semua subak melaporkan kejadian serangan hama tikus, entah memang tidak terdampak atau belum melapor,” ujar Kepala Dinas Pertanian Gianyar, Anak Agung Putri Ari. (weg)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved