Berita Gianyar
Gerombolan Monyet Rusak Tanaman Padi di Tegalalang Gianyar Bali, Sumara: Apa Saja Dimakannya
gerombolan monyet Tukad (sungai) Petanu selama ini terkenal agresif dan bergerak secara berkelompok.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Petani di Subak Uma Gunung, Desa Kenderan, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali benar-benar diuji kesabarannya oleh alam.
Sebab, tak hanya direcoki oleh hama tikus, petani setempat juga diganggu oleh monyet yang biasanya hidup di aliran Sungai Petanu.
Serangan tikus dan monyet ini menyebabkan, kerusakan tidak hanya terjadi pada padi, tetapi juga buah dan umbi-umbian petani setempat.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Minggu 18 Mei 2025, kedua hewan ini sama-sama sulit ditangani.
Baca juga: PETANI Gianyar Tak Dapat Ganti Rugi! Tak Mau Ikut Asuransi, Serangan Hama Tikus Bikin Merugi
Jika tikus sulit untuk dilacak, karena bergerak di tengah rimbunnya tanaman padi dan bisa bersembunyi di dalam lubang.
Koloni monyet, meskipun terlihat, petani tidak berani untuk mendekati.
Sebab, gerombolan monyet Tukad (sungai) Petanu selama ini terkenal agresif dan bergerak secara berkelompok.
Horornya lagi, daya ingat monyet di sana cukup kuat. Ketika ada petani yang mengusir, terlebih lagi melakukan kekerasan.
Maka monyet akan lebih merusak tanaman. Bahkan pada zaman dulu, tak jarang ada petani yang ladangnya ada di kawasan Sungai Petanu mengalami luka parah, karena dikeroyok kawanan monyet.
Hal ini pula yang menyebabkan petani subak Uma Gunung tidak bisa berbuat banyak. Banyak dari mereka yang mengikhlaskan tanamannya diserang oleh monyet, karena jika ke ladang sendirian, mereka khawatir diserang kawanan monyet. Karena itu, ketika hendak mengecek kondisi ladang, para petani memilih untuk datang bergerombol.
Ketut Sumara, salah seorang petani asal Banjar Gunaksa, Kenderan membenarkan hal tersebut. Kata dia, saat akan mengecek ladang, dirinya tidak berani sendirian, wajib ada beberapa orang yang menemani.
Dia mengungkapkan bahwa seharusnya saat ini beberapa buah sedang panen. Namun justru dipanen oleh kawanan monyet.
"Apa saja dimakannya, pisang, umbi dan merusak tanaman padi. Mungkin pakan kurang hingga tanaman padi pun dirusak," ungkapnya.
Disebutkan, habitat kera di sepanjang Tukad Petanu ini memang tidak menetap karena terus bergerak dari hulu sungai hingga ke wilayah hilir di Ubud.
Hanya saja kini lebih sering muncul di sekitar Tegalalang, karena perkebunan setempat lokasinya jauh dari pemukiman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.