Berita Badung

BELI Air Rp300 Ribu Per Hari, Dewan Badung Desak Eksekutif Fokus Tangani Ihwal Air Bersih di Kutsel

Bahkan eksekutif diminta menggarap dengan serius krisis air bersih, di Badung selatan khususnya di wilayah Pecatu, Kuta Selatan Badung.

ISTIMEWA
Jajaran OPD Terkait saat rapat dengan DPRD Badung pada Selasa 27 Mei 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Masalah air bersih di Badung selatan, terus menjadi pembahasan di kalangan DPRD Badung.

Bahkan eksekutif diminta menggarap dengan serius krisis air bersih, di Badung selatan khususnya di wilayah Pecatu, Kuta Selatan Badung.

Masalah air bersih itu pun diminta untuk ditangani secepatnya, dan dimasukan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten Badung tahun 2025 - 2029. Mengingat krisis air bersih di desa Bupati Badung Wayan Adi Arnawa berasal itu telah terjadi sejak lama.

Baca juga: LAGI, Sapi Sukata Dibeli Presiden, Kali Ini Laku Rp75 Juta, Kali Ini Pesanan Presiden Prabowo

Baca juga: BELASAN Warga Kena Banjir Rob, 3 Titik Pesisir Jembrana Dihantam Gelombang Tinggi, Terpaksa Pindah

Tidak hanya itu, krisis air bersih dinilai karena minimnya suplai air oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mangutama atau PDAM Badung itu.

Bahkan kalangan DPRD juga mendapat keluhan, jika warga setempat harus membeli air mulai Rp 300 ribu sampai Rp 600 ratus ribu per tangki. 

Anggota DPRD Badung I Nyoman Satria, pada raker dengan instansi terkait dan Sekda Badung meminta Sekda Badung sebagai Ketua Dewan Pengawas PDAM Badung mengganti jajaran direksi PDAM jika krisis air di wilayah Pecatu tidak bisa diatasi.

"Malu kita (karena krisis air di Pecatu-red), apalagi ada yang beli air per tangki sampai 300 ribu per hari. Untung sugih-sugih nyame ditu," ujar Satria.

Politisi asal Mengwi itu menegaskan, sejatinya ada tiga masalah besar selain krisis air. Dua lainnya adalah masalah kemacetan lalu lintas dan masalah sampah. 

"Tiga masalah ini harus segera di tuntaskan," tegas Satria. Tidak Satria yang merupakan anggota Fraksi PDI Perjuangan, dua anggota DPRD dari fraksi berbeda juga menyuarakan hal yang sama.

Seperti Wayan Puspa Negara dari Fraksi Gerindra, dan I Made Tomy Martana Putra dari fraksi Golkar juga mengeluhkan hal serupa. 

Bahkan sebagian putra asal Desa Pecatu, Tomy mengaku sering kali menerima keluhan warga terkait krisis air bersih

"Saya sebagai anggota DPRD yang juga dari desa Pecatu banyak menerima keluhan, karena itu, penanganan krisis air wajib menjadi prioritas," katanya.

Selain krisis air, Tomy yang masih kerabat Bupati Badung Wayan Adi itu juga menyebutkan jika kemacetan lalu lintas di Pecatu sudah sangat parah dan kondisi jalan juga wajib menjadi perhatian. 

"Jalan lingkar selatan bisa menjadi solusi mengatasi kemacetan, semoga yang segara tuntas," katanya. 

Mendengar keluhan atas sejumlah masalah yang disampaikan oleh Anggota DPRD Badung, Sekda Ida Bagus Surya Suamba menjelaskan jika pemerintah sedang berproses untuk mengatasi masalah - Malasah yang terjadi. Seperti krisis air dan juga kemacetan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved