Berita Bali

Sindikat Penipuan Online Direkrut Dari Loker Telemarketing di Facebook, Target WNA Amerika

Sindikat Penipuan Online Direkrut Dari Loker Telemarketing di Facebook, Target WNA Amerika

freepik
Ilustrasi penipuan online - BREAKING NEWS: 38 Orang Jadi Tersangka Sindikat Penipuan Online, Diupah Pakai Kripto, 5 TKP di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Direktur Reserse Siber Polda Bali Kombes Pol Ranefli Dian Candra S.I.K., M.H., mengungkapkan bahwa para tersangka sindikat penipuan online mulanya direkrut dari iklan lowongan kerja di Facebook.

Puluhan pelaku penipuan online ini mulanya hanya mengetahui pekerjaan yang dilamar adalah sebagai Telemarketing namun ternyata pekerjaan mereka adalah meretas data yang dikendalikan dari orang yang berada di Kamboja dengan target Warga Negara Amerika.

Baca juga: Sindikat Penipuan Online di Bali, Direkrut Dari Facebook, Target Korban WNA Amerika

"Awalnya mereka direkrut dari iklan Loker di Facebook sebagai Telemarketing, berawal dari 5 orang awalnya yang bekerja di Kamboja lalu monitor lewat facebook awalnya telemarketing," beber Kombes Pol Ranefli dalam konferensi pers di Polda Bali, pada Rabu 11 Juni 2025.

"Memang mereka mengaku tertipu tapi karena susah cari kerja, jadi tidak semua sadar taunya iklan di facebook," sambungnya.

Baca juga: Sindikat Penipuan Online di Bali, Direkrut Dari Facebook, Target Korban WNA Amerika

Sehingga 5 orang yang awalnya bekerja di Kamboja tepatnya di perbatasan Kamboja dan Vietnam di Provinsi Sianoukville kemudian mendapatkantawaran membuka kantor di Indonesia dan melakukan perekrutan 


"Jadi mereka berkembang awalnya di Tabanan merekrut tenaga baru melatih mengajarkan, merekrut melatih seperti itu, karena kontrak tempat habis sempat pindah ke Mengwi dan terakhir di 5 TKP ini," jelasnya. 


Para pelaku beroperasi dengan modus Love Scam yakni diperas dengan profil atau karakter wanita cantik model Amerika dengan membujuk, merayu atau memikat dengan iming-iming usaha atau bisnis dan lainnya yang menjanjikan membuat korban akhirnya terperangkap jeratan penipuan online ini. 


"Mereka beroperasi lewat Telegram dengan sasaran WNA Amerika,  untuk taksiran kerugian dan berapa jumlah korban kami belum bisa ungkap, kami ketahui dari para korban dengan kode Amerika di komputer-komputer barang bukti ini," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved