Berita Bali

Sampah Paling Banyak Dihasilkan Desa, Gubernur Bali Koster Targetkan 2 Tahun Urusan Sampah Selesai

Ada yang menerapkan pengolahan sampah Teba Modern seperti Desa Cemenggaon di Sukawati.

Istimewa
Wayan Koster - Sampah Paling Banyak Dihasilkan Desa, Gubernur Bali Koster Targetkan 2 Tahun Urusan Sampah Selesai 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Gubernur Bali, Wayan Koster, fokuskan penanganan sampah diperiode keduanya saat menjabat. 

Pengelolaan sampah ini dikemas dalam Gerakan Bali Bersih Sampah, yang terdiri dari dua kegiatan di antaranya pengelolaan sampah berbasis sumber dan pembatasan plastik sekali pakai. 

Hal tersebut ia ungkapkan pada podcast bersama Tribun Bali, di Gedung Kertha Saba, Rumah Jabatan Gubernur pada Rabu 11 Juni 2025 lalu. 

Koster berprinsip siapa yang menghasilkan sampah, dia yang harus menyelesaikan sampahnya. Jangan sudah membuat sampah, orang lain yang mengurusi sampahnya. 

Baca juga: Di Tengah Isu Sampah, Macet dan Turis Nakal, Koster Sebut Kunjungan Wisatawan di Bali Meningkat 

Karena itu, untuk melaksanakan gerakan Bali Bersih Sampah khususnya pengelolaan sampah berbasis sumber itu ada enam lembaga yang menjadi sasaran. 

Yang pertama, adalah pemerintah provinsi, kabupaten dan kota sampai ke tingkat desa. 

Yang kedua, juga kantor-kantor swasta itu harus punya unit pengelolaan sampah

“Pengelolaan sampah sendiri di kantornya yang berarti pengelolaan sampah mandiri. Secara khusus Desa Kelurahan dan Desa Adat. Karena di Bali kan ada 716 Desa Kelurahan dan 1.500 Desa Adat. Itu kan juga masyarakatnya melakukan aktivitas yang menghasilkan sampah itu harus dikelola secara tersendiri di tingkat desa,” jelas Koster. 

Kemudian yang ketiga, adalah pelaku usaha seperti hotel, restoran. Itu harus mengelola sampah sendiri.

Yang keempat, adalah lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi, sekolah menengah, dan sekolah dasar. 

Yang kelima adalah pasar. Yang terdiri dari PD pasar milik pemerintah kabupaten, ada juga pasar rakyat di desa-desa adat. Itu harus memiliki unit pengelolaan sampah sendiri. 

Dan yang keenam adalah rumah ibadah. Rumah ibadah juga harus mengelola sampahnya sendiri. 

Nah, itu semua menjadi target lembaganya. Dan saat ini dalam posisi semua perangkat daerah, kepala dinas terkait itu bergerak.

“Sekarang kami mengenai pengolahan sampah berbasis sumber ini dengan gerakan Bali Bersih Sampah, saya pimpin langsung bersama Bupati Walikota sampai ke jajaran. Jadi kita terintegrasi dan terpadu. Tidak lagi terpisah-pisah. Nah, tidak lagi menyodok ini Denpasar yang salah, ini Bandung yang salah, kita ini Bali,” imbuhnya. 

Ada yang menerapkan pengolahan sampah Teba Modern seperti Desa Cemenggaon di Sukawati. Kemudian juga ada Tong Edan di Badung, yang sudah sukses. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved