Berita Bali

Sampah Paling Banyak Dihasilkan Desa, Gubernur Bali Koster Targetkan 2 Tahun Urusan Sampah Selesai

Ada yang menerapkan pengolahan sampah Teba Modern seperti Desa Cemenggaon di Sukawati.

Istimewa
Wayan Koster - Sampah Paling Banyak Dihasilkan Desa, Gubernur Bali Koster Targetkan 2 Tahun Urusan Sampah Selesai 

Apakah sistem-sistem seperti ini nanti juga akan diterapkan oleh pemerintah provinsi Bali

Koster pun mengatakan untuk pengolahan sampah berbasis sumber ini lebih aktif dilakukan oleh istrinya. 

Untuk mengurusi sampah ini, istri Koster yakni Putri Suastini Koster telah turun ke Desa Punggul, Badung. 

Koster sendiri pernah ke Desa Taro, mengunjungi beberapa desa yang memang sudah mampu mengolah sampah secara mandiri. 

Dengan tagline Desa Ku Bersih tanpa mengontrol desa-desa lain. 

Polanya ada dengan menggunakan Teba Modern seperti di Desa Cemenggon Sukawati dan Tong Edan di Desa Punggul, Badung. 

Pengelolaan sampah ini sudah diberlakukan dan sudah diatur dalam surat edaran. 

Koster pun mendorong semua lembaga untuk mengelola sampahnya sendiri. Bisa dengan Teba Modern bisa dengan Tong Edan. 

Menurut pilihan lembaga tersebut, yang penting sampahnya di wilayahnya bisa di selesaikan sendiri. 

“Nah, menurut saya Teba Modern itu simpel. Yang dimasukin dalam dalam lubang Teba itu merupakan sampah organik saja. Sampahnya dipisah jadi dua yaitu organik dan non-organik. Yang organik ini di dimasukkan di Teba Modern kemudian selama berapa bulan itu jadi kompos. Menurut saya ini simpel ini kita dorong dan sekarang di pemerintah provinsi Bali semua kepala dinas, dinas-dinas itu sudah membuat Teba Modern. Saya dengar juga kabupaten kota sudah, di desa-desa lain juga banyak yang sudah meniru itu,” paparnya. 

Sekarang ini masih tahap sosialisasi pengelolaan sampah di semua lini setelah SE-nya sudah terbit dua bulan lalu. 

Semua pihak Koster libatkan dengan Tim di Pemprov, Pemkab dan Pemkot melibatkan komunitas lingkungan dan terintegrasi. Ini akan dilakukan percepatan sampai Desember 2025 itu. 

Sehingga di tahun 2026 itu hasil sudah mulai kelihatan dan juga dilombakan. 

Semua akan dilombakan Desa Adat. Yang mampu mengelola sampah secara mandiri tuntas diberikan insentif penghargaan Rp 500 juta sampai Rp1 miliar. 

Jadi ini jadi motivasi dari desa-desa adat khususnya. Supaya termotivasi untuk menyelesaikan masalah sampahnya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved