PKB 2025

Gong Kebyar Anak-anak Pukau Penonton, Pentas Spektakuler “Dolanan Gayung Batu” di PKB 2025

Dalam pementasan itu, sekaa gong anak-anak Gianyar berhadapan dengan Sanggar Seni Santhi Budaya duta Kabupaten Buleleng.

istimewa
PENTAS - Pementasan Gong Kebyar Anak-anak duta Gianyar di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII, Selasa (24/6) malam. 

TRIBUN-BALI.COM - Gong Kebyar Anak-anak duta Kabupaten Gianyar menunjukkan penampilan spektakuler di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 dengan persembahan pamungkas "Dolanan Gayung Batu". 

Pertunjukan ini dipentaskan oleh Sekaa Gong Praja Hitha Swara Desa Blahbatuh bersama anak-anak Sanggar Windhu Candra Budaya dan Sanggar Paripurna Blahbatuh di Panggung Terbuka Ardha Candra Denpasar.

Dalam pementasan itu, sekaa gong anak-anak Gianyar berhadapan dengan Sanggar Seni Santhi Budaya duta Kabupaten Buleleng.

Dolanan Gayung Batu sendiri terinspirasi dari perkembangan zaman yang begitu pesat dapat mempengaruhi perkembangan anak-anak, sehingga banyak hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak-anak justru menjadi hal yang lumrah bahkan ngetren dikalangan anak-anak. Melihat fenomena tersebut maka muncul ide untuk melestarikan permainan Dolanan yang berjudul Gayung Batu.

Baca juga: BUNTUT Duel Berdarah di Eks Pelabuhan Buleleng, Polisi Periksa 3 Saksi, Korban Telah Laporkan!

Baca juga: 5 Orang Idap TB-HIV di Jembrana, Petugas Temukan 200-an Kasus Positif TBC Setiap Tahun

Gayung Batu merupakan sebuah permainan dolanan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak di Desa Blahbatuh pada aman dulu. Permainan tersebut menggunakan batu sebagai alat utama dan memerlukan keterampilan serta strategi keseimbangan kaki agar batu yang digayung tidak jatuh dari kaki. 

Permainan ini menggayung batu dan melemparkannya dengan kaki ke batu yang ada di dalam sebuah bingkai kotak yang dibuat dari bambu. Siapa yang berhasil mengenai batu yang ada di tengah kotak dialah yang menjadi pemenangnya.

Dalam dolanan tersebut juga terselip berbagai nasihat untuk selalu menjaga keseimbangan lingkungan, mulai dari menjaga kebersihan dengan memilah sampah, ataupun hidup berdampingan antar sesama dan beryadnya. Hal tersebut senada dengan tema PKB XLVII Tahun 2025 yakni Jagat Kerthi Lokahita Samudaya yang artinya Harmoni Semesta Raya.

Sebelum menampilkan pertunjukan pamungkasnya, Duta Gong Kebyar anak-anak Kabupaten Gianyar juga menampilkan Tari Cendrawasih dan Tabuh Kreasi Baru yang berjudul Dharani Nadi yang berarti Nadi Bumi. Dharani Nadi menggambarkan bagaimana aliran energi bumi menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluk.

Dharani Nadi bukan sekadar karya musikal, tetapi juga sebuah refleksi akan hubungan manusia dengan bumi, siklus kehidupan, dan pentingnya pendidikan seni bagi generasi muda.

Melalui metafora tanah sebagai gamelan, anak-anak sebagai tunas seni, dan materi sebagai pupuk, pengkarya berusaha menerapkan satu hal yaitu, kesenian dapat berkembang jika dirawat dengan penuh kesadaran dan penghormatan terhadap warisan budaya. (weg)

Pemkab Dukung Kelangsungan Seni dan Budaya

Sementara itu, Bupati Gianyar, I Made Mahayastra saat dikonfirmasi mengatakan, Rabu (25/6) mengatakan, pihaknya akan selalu mendukung segala bentuk kesenian yang ada di Kabupaten Gianyar, terlebih lagi yang dilakukan oleh generasi muda. 

Sebab Gianyar selama ini dikenal sebagai gumi seni atau daerah seni. "Gianyar akan selalu melahirkan seniman berbakat, dan pemerintah akan selalu memberikan berbagai dukungan untuk kelangsungan seni dan budaya Gianyar," tegasnya. (weg)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved