Kapal Tenggelam di Selat Bali
Kisah Nelayan Bali Tolong Puluhan Korban KMP Tunu Pratama, Sempat Takut dan Mengira Suara Hantu
Saat itu sedang terjadi gelombang tinggi yang membuat dirinya kesulitan untuk menggapai lokasi korban.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Saat itu sedang terjadi gelombang tinggi yang membuat dirinya kesulitan untuk menggapai lokasi korban.
Karena rasa kemanusiaan yang tinggi, ia bersama rekannya melakukan pertolongan.
"Pertama kita menemukan korban yang selamat, menggunakan pelampung. Saya menemukan satu orang dan teman saya juga satu orang," tutur Lukman Hakim usai menerima apresiasi dan penghargaan.
Setelah itu, tutur dia, ia dan rekannya menyisir perairan ke arah barat.
Di perjalanan dia melihat ratusan buah nanas yang mengapung diduga berasal dari salah satu mobil yang ikut tenggelam pada peristiwa naas tersebut.
Dari sana, rasa penasaran terus menguat terkait keberadaan korban.
Hingga akhirnya, dia menemukan satu korban lagi, namun kondisinya sudah meninggal dunia.
Namun begitu, ketika hendak mengevakuasi jenazah tersebut, ia kembali mendengar teriakan minta tolong dari tengah lautan.
Ia memutuskan mencari sumber suara karena di tengah lautan ada korban yang masih hidup.
Ia bergegas ke lokasi titik suara itu dan menemukan korban lainnya.
"Saya tinggal dulu yang itu (meninggal dunia), untuk menyelamatkan korban yang masih hidup," ingatnya.
Setelah terlihat, Lukman akhirnya menemukan seorang pria yang sedang merangkul ayahnya. Sebab, ayah korban tersebut sudah meninggal dunia.
Tangan anaknya masuk di kaos ayahnya. Sebab, anak tersebut tidak ingin jenazah ayahnya hilang karena dihantam gelombang.
"Anaknya menggunakan pelampung, ayahnya tidak dan kondisinya sudah meninggal dunia," sebutnya.
Tak sampai di sana, dirinya kembali melihat cahaya kelap kelip yang kemungkinan jadi tanda korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.