Berita Bali
Jalan Denpasar-Gilimanuk Dekat Pasar Bajera Bali Jebol, Truk dan Bus Dialihkan ke Jalur Singaraja
Camat Selemadeg, I Wayan Budhiarsana mengakui jika saat ini sudah dilakukan perbaikan.
“Google maps itu belum tentu sesuai kenyataan. Oleh sebab itu kami dari Dinas Perhubungan mengimbau agar mengikuti petunjuk-petunjuk portable yang akan kami berikan, serta arahan dari petugas baik Dinas Perhubungan maupun Satlantas,” jelasnya.
Gunawan belum bisa memastikan sampai kapan kondisi ini akan terjadi. Sebab belum ada informasi dari Dishub Provinsi maupun Balai Jalan.
Namun ia memperkirakan kondisi ini berlangsung cukup lama. Bahkan bisa jadi pengalihan arus lalulintas masih berlangsung sampai acara Lovina Festival (Lovest) pada akhir Juli, hingga Buleleng Festival (Bulfest) pada pertengahan Agustus.
“Kalau itu berdampak, tentu kami siapkan pengaturan arus lalulintasnya. Kami juga mengimbau agar truk maupun bus tidak melintasi jalur Wanagiri-Seririt, karena itu tidak sesuai jalannya untuk kendaraan besar,” tegasnya.
Peningkatan kendaraan yang melintas di jalur Denpasar-Singaraja mulai bertambah.
Kondisi ini terjadi seiring pengalihan arus lalulintas di ruas jalan Denpasar-Gilimanuk, akibat jalan jebol di dekat Pasar Bajera.
Peningkatan kendaraan yang melintasi shortcut Denpasar-Singaraja terjadi sejak Senin 7 Juli 2025 sore. Kondisi ini berdampak pada kemacetan.
Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP Bachtiar Arifin mengatakan, dari pantauan pihaknya pada Senin malam, kemacetan paling panjang terjadi di simpang Wanagiri.
Diduga penyebab kemacetan akibat pengemudi dari Denpasar menuju Gilimanuk tidak mengetahui harus melewati jalur mana.
“Kemacetannya kemarin kurang lebih mencapai 200 meter, cuman titiknya agak banyak,” katanya.
Menyikapi kemacetan ini, pihaknya sudah memploting personel Satlantas untuk mengarahkan para pengemudi agar tetap berada di jalur Gitgit.
AKP Bachtiar juga mengungkapkan, titik kepadatan lalulintas kebanyakan terjadi pada belokan-belokan di jalur Gitgit.
Kondisi ini diduga karena sopir kendaraan besar kurang menguasai medan, sehingga tidak mengetahui bagaimana cara berbelok.
“Itulah yang menghambat kendaraan saat melintas di jalur Gitgit tersebut. Sehingga banyak kendaraan roda empat akhirnya mengantre di belakang kendaraan besar,” ucapnya.
Pihaknya mengimbau agar kendaraan-kendaraan roda empat yang berada di belakang kendaraan roda enam, untuk tetap berhati-hati dan menjaga jarak aman.
“Itu karena jalannya belok-belok dan menanjak. Sehingga berisiko terjadinya as patah, kendaraan mogok maupun laka lantas juga sangat tinggi di jalur-jalur tersebut,” imbuhnya.
AKP Bachtiar memang mengakui sejauh ini belum ada laporan kecelakaan.
Namun jumlah kendaraan yang mogok saat melintas di jalur Singaraja - Denpasar mencapai hingga kini ada 10 kendaraan.
Lebih lanjut, kendaraan dengan sumbu tiga, seperti truk tronton disarankan agar melintas jalur Singaraja - Amplapura untuk menuju ke Denpasar.
Sehingga menghindari kemacetan akibat tidak kuat menanjak.
“Memang jaraknya lebih jauh, namun lebih aman dan lebih landai untuk dilintasi oleh kendaraan-kendaraan besar,” ucapnya.
Selain itu kendaraan besar yang melintasi jalur Denpasar-Singaraja menuju Gilimanuk juga diimbau agar tetap berada di jalur Gitgit. Sebab jalur tersebut lebih aman dan juga lebih lebar.
Pihaknya juga sudah menempatkan beberapa personel di simpang Wanagiri dan juga di sepanjang jalur dari perbatasan Tabanan, Buleleng sampai ke wilayah Singaraja.
Petugas akan membantu pengaturan lalulintas maupun buka-tutup jalan saat kendaraan besar berpapasan dari dua sisi saat di tikungan.
“Ini upaya kami mengantisipasi risiko kecelakaan ataupun kemacetan di Gitgit,” tandasnya.
Perbaikan 1 Bulan
Perbaikan Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk di Desa Bajera yang jebol hingga kemarin masih dilakukan. Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 Provinsi Bali, I Nyoman Yasmara saat dikonfirmasi mengatakan, perbaikan jalan masih dilakukan pada, Selasa 8 Juli 2025 dengan dua eskavator dan satu alat crane.
“Di lapangan kita langsung laksanakan dengan penanganan permanen mengganti boks eksisting dari crossting eksisting berupa pasangan batu dengan plengkung beton di atasnya. Jadi dilaksanakan pelaksanaan permanen dengan melakukan pergantian menggunakan vocal booth ukuran dimensi 2x2,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jalan yang jebol tersebut terjadi crossting eksisting sebab secara umur jalan tersebut sudah berumur lama dan tergerus hujan dengan intensitas cukup tinggi akhir-akhir ini.
“Penyebabnya karena cuaca yang menggerus kondisi crossnya itukan jalan lama,” imbuhnya.
Waktu perbaikan jalan jebol ini sesuai jadwalnya satu bulan, namun Yasmara mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mempercepat pelaksanaanya.
“Memang kendala kami lokasinya cukup dalam posisi boksnya sekitar 7-8 meter berada di bawah. Dan sebelah ujung (jalannya) sudah ada toko-toko, itu yang membuat agak lama,” bebernya.
Ia juga menjelaskan tim perbaikan jalan akan bekerja 24 jam disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Sementara untuk saat ini sebagian besar masih menggunakan alat berat berupa eksavator dua buah dan mobil crane untuk menurunkan material boks.
Selain itu, ada 5 unit truk untuk membuang bongkaran material dan 4 unit truk untuk membawa material.
“Jalannya sementara (ditutup), kami terkendala akses kerja, memang harus ditutup karena menggerusnya cukup dalam ke tengah. Karena posisi gorong-gorongnya ada di bawah sekali 7-8 meter. Lebar lubangnya kita tak hitung. Untuk pengerjaannya kita butuh space 2x2,” paparnya. (gus/mpa/mer/sar)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.