Berita Bali

Putuskan Tak Maju Lagi Calon Ketua DPD Golkar Bali, Sugawa Korry Kutip Dialog Kresna dan Gatot Kaca

Saat mengakhiri pidatonya, ia menyampaikan sebait puisi tentang perjuangan dan persatuan.

Tribun Bali/Putu Supartika
I Nyoman Sugawa Korry saat menyampaikan sambutannya. Putuskan Tak Maju Lagi Calon Ketua DPD Golkar Bali, Sugawa Korry Kutip Dialog Kresna dan Gatot Kaca 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry putuskan tak mencalonkan diri lagi menjadi calon ketua.

Ia mengaku keputusannya tersebut diambil untuk menjaga agar Partai Golkar di Bali tetap solid.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Daerah (Musda) XI Golkar Bali di The Meru Sanur, Minggu 13 Juli 2025 sore.

"Dengan ikhlas dan rasa paling dalam. Saya I Nyoman Sugawa Korry tidak maju sebagai calon ketua DPD. Pertimbangan kami, pertama Golkar harus solid, kedua Golkar harus maju. Tidak ada sebuah partai maju atau menang tanpa soliditas. Soliditas tujuan sasaran kami pertama, harus," kata Sugawa Korry.

Baca juga: Aklamasi, Demer Nahkodai Golkar Bali, Segera Gelar Konsolidasi dan Penataan Organisasi

Sebagai Kader Golkar sejati, ia mengaku harus mementingkan kepentingan partai di atas kepentingan pribadi dan kepentingan bangsa di atas kepentingan partai.

"Saya memilih dengan kesadaran penuh. Mengajak mendukung siapapun yang terpilih," katanya.

Ia juga menyebut nama Gde Sumarjaya Linggih alias Demer yang telah mendaftar sebagai calon.

"Pak Gde Sumarjaya Linggih kemarin sudah mendaftar, saya yakin, saya dukung, mari kita dukung," paparnya.

Sugawa Korry mengaku jika dirinya dengan Demer ibarat suami istri.

"Suami istri tidak pernah rukun sepanjang zaman, pasti pernah saja terjadi sesuatu. Setiap terjadi sesuatu, selalu akhiri demi kepentingan partai. Contoh kita pernah berbeda susun calon. Ketika partai sudah ambil keputusan, tidak ada protes, saya tunduk, Pak Gde juga tunduk," paparnya.

Ia juga mengandaikan saat mengambil jarum dalam tepung, maka ambil jarumnya, jangan sampai tepungnya berantakan.

Saat mengakhiri pidatonya, ia menyampaikan sebait puisi tentang perjuangan dan persatuan.

Lalu ia menyampaikan sepenggal dialog dari epos Mahabharata antara Kresna dengan Gatot Kaca.

Di mana Gatot Kaca dipanggil Kresna sehari sebelum Gatot Kaca turun ke medan perang.

Krena meminta agar Gatot Kaca menghadapi Karna sampai Karna mengeluarkan senjata konta.

Saat mengetahui hal itu, Gatot Kaca pun menyadari jika hidupnya akan berakhir, namun demi negara dan Pandawa, ia pun berkorban.

"Keberanian mereka untuk berkorban, tirulah Gatot Kaca yang rela berkorban demi negaranya, kalau kita demi Golkar," paparnya. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved