Berita Klungkung
Kekeringan di Subak Tohpati, Bupati Klungkung Minta Petani Sabar Tunggu: Sudah Kami Ajukan
Saluran irigasi ini melintasi 2 kabupaten serta berhubungan dengan aset bangunan air yang merupakan kewenangan Dinas PU Provinsi Bali.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Seluas 25 hektar lahan pertanian di Subak Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Bali, selama bertahun-tahun mengalami kekeringan.
Setelah saluran irigasi di kawasan tersebut mengalami kerusakan dan tidak kunjung diperbaiki.
Bupati Klungkung, Made Satria, meminta petani setempat untuk bersabar, menunggu usulan dana inpres yang akan dialokasikan untuk perbaiki saluran irigasi yang rusak sejak tahun 2018.
"Proposal melalui dana inpres sudah kami ajukan, sementara selama proses ini meminta warga untuk bersabar, karena semua butuh proses," ujar Made Satria saat bertemu dengan petani di Subak Tohpati, Senin 14 Juli 2025.
Baca juga: Lahan 25 Hektar di Klungkung Bali Kekeringan, Usulan Perbaikan Irigasi Tidak Terealisasi Sejak 2016
Made Satria mengatakan, dana yang dibutuhkan cukup besar, penanganan perbaikan saluran irigasi tersebut harus dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir.
Karena saluran irigasi ini melintasi 2 kabupaten serta berhubungan dengan aset bangunan air yang merupakan kewenangan Dinas PU Provinsi Bali.
"Sesuai visi misi, sudah menjadi komitmen kami untuk mewujudkan swasembada pangan di kabupaten Klungkung. Maka dari itu penanganan rusaknya saluran irigasi ini telah menjadi prioritas utama di awal tahun kepemimpinan saya selaku bupati," tegas Satria.
Menurutnya, sejak terowongan saluran irigasi jebol pada 5 tahun lalu, Pemkab Klungkung sudah terus melakukan upaya-upaya.
Namun dalam perjalanan waktu, sejumlah kendala ditemui, sehingga menghambat upaya perbaikan.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Made Jati Laksana, Rabu 15 Juli 2025.
Pihaknya menceritakan, pada tahun 2018, penanganan kerusakan saluran irigasi ini direncanakan dari rehab Bendung Slau yang berada di wilayah Kabupaten Bangli.
Namun dalam pelaksanaannya terkendala permasalahan internal.
Langkah selanjutnya yang dilakukan yakni melakukan koordinasi dengan BWSBP terkait usulan ke Kementerian PUPR untuk penanganan dengan penggunaan pompa hidrant, guna mengangkat mata air yang berada cukup jauh.
Pada tahun 2020, saat pandemi Covid 19, upaya penanganan dengan pompa juga telah dibahas bersama BWS Bali Penida, seiring waktu suplai air dari hulu juga sudah bisa disuplai dengan terjalinnya komunikasi yang baik antar subak hulu dan hilir.
Namun pada bulan Agustus tahun 2021, dilaporkan jebolnya terowongan dan telah dilakukan perbaikan secara gotong royong dengan penggunaan pipa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.