Jalan Rusak di Bali

Dampak Jalan Jebol di Tabanan, Truk Terguling di Jalur Alternatif, Sopir Keluhkan Biaya Operasional

Medan ekstrem tersebut sangat berisiko bagi kendaraan besar seperti truk besar hingga trailer. 

Istimewa
TERGULING - Sebuah truk dengan nomor polisi S 9722 UE mengangkut semen terguling di jalur Amlapura-Singaraja, tepatnya di Desa Tulamben, Kubu, pada Selasa (15/7/2025). 

Evakuasi dilakukan cepat, agar tidak terjadi kemacetan panjang. 

Terlebih saat ini jalur Amlapura-Singaraja menjadi jalan padat kendaraan, setelah ditutup sementara jalur Gilimanuk-Denpasar.

Sedangkan untuk menangani semen berserakan, pihak kepolisian berkoordinasi dengan pekerja guna memindahkan material tersebut ke lokasi yang lebih aman. 

“Untuk semen yang berserakan, kami sudah mengupayakan mencari buruh angkut agar bisa dipindahkan ke tempat yang lebih aman untuk sementara,” jelasnya.

Sopir truk logistik memang mengeluhkan jalur alternatif. Biasanya jika melalui jalur Jembrana-Denpasar hanya menghabiskan waktu 8 jam. 

Namun, karena jalur lebih jauh yakni dari Gilimanuk menuju Karangasem sampai Denpasar membutuhkan waktu hingga 12 jam. 

Hal tersebut diungkapkan sopir truk pengangkut material bangunan, Suranto (50). 

Selain mengeluhkan jauh jarak tempuh melalui jalur alternatif, Suranto juga mengatakan jalur tersebut sangat ekstrem untuk dilalui truk besar. 

“Ya terdampak. Soalnya kita harus mutar, seharusnya kita hitung 8 jam dari Pelabuhan ke sini (Denpasar). Kita sekarang Karangasem bisa 12 jam. Medan jalannya ngeri, menanjak, tikungannya tajam, banyak pohon pendek-pendek jadi banyak kena ranting pohon. Kita juga lewat sana itu maksa karena tidak ada jalan lagi,” jelasnya, Selasa 15 Juli 2025. 

Biasanya, ia berangkat dari Tangerang membawa bahan bangunan seberat 12 ton menuju Bali hanya dengan waktu 5 hari, namun karena perubahan rute jalan waktu tempuh menjadi hampir 1 pekan. Karena baru kali pertama melewati jalur Karangasem, Suranto mengaku waswas. 

“Kalau itu takut, soalnya muatannya berat, kalau kita tidak tahu medan, belum pernah lewat situ, baru sekali kemarin agak ada waswas,” imbuhnya. 

Ia mengaku untuk pembengkakan biaya operasional ditanggung kantor namun hanya saja dari fisik Suranto mengatakan sangat lelah karena medan jalan kecil dan cukup ekstrem. 

Jalur yang sempit membuat pada tikungan tajam harus menahan rem dengan pelan-pelan. 

“Macet juga kemarin 2 jam karena ada trailer menyangkut pohon (atapnya). Kalau menurut kita, disegerakan (perbaikan jalan) jalur utama, pengiriman lambat dan capek,” ujarnya. 

Hal senada dikatakan Oka. Sebagai Perwakilan Pasemetonan Sopir Logistik Bali, Oka pun berharap agar penanganan atau perbaikan jalan jebol di Tabanan bisa segera rampung dan akses dibuka kembali. 

Sebab, banyak dampak yang terjadi ketika pasokan logistik yang masuk Bali tersendat. (mpa/mit/sar)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved