Jalan Rusak di Bali

Pengiriman Barang Terlambat! Pedagang Sembako di Gianyar Terdampak Penutupan Jalan di Bajera

Kepadatan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalur di Bali terjadi setelah jalan yang menghubungkan Denpasar-Gilimanuk

TRIBUN BALI/I WAYAN ERI GUNARTA
MENUNGGU - Pedagang kebutuhan dapur menunggu pembeli di Pasar Rakyat Gianyar, Senin (14/7). 

TRIBUN-BALI.COM  – Kepadatan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalur di Bali terjadi setelah jalan yang menghubungkan Denpasar-Gilimanuk tepatnya di dekat pasar Bajera, Desa Selemadeg jebol.

Kendaraan besar pengangkut logistik dan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dari arah Gilimanuk menuju Denpasar atau sebaliknya harus melalui jalur alternatif, seperti Singaraja, Bedugul, Kintamani, dan Karangasem.

Dampak pengalihan arus lalu lintas tersebut membuat waswas dan panik bagi masyarakat. Pasalnya, harga kebutuhan pokok, terutama sayuran dan bumbu yang selama ini didatangkan dari Pulau Jawa oleh pengepul di Bali, mulai mengalami keterlambatan.

Baca juga: UANG Tak Bisa Ditarik! Puluhan Nasabah Protes, Kasus LPD Desa Adat Mambal Dibawa ke Ranah Hukum

Baca juga: GELAR Aksi Bersih Sampah & Edukasi Permainan Tradisional, Forum Anak Dentim di Hari Anak Nasional

Seorang pengepul sayuran dan kebutuhan dapur atau sembako, Kadek Sukarjana mengatakan, beberapa kiriman sudah terhambat dan mesti membayar ekstra dari Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta untuk satu truk kiriman barang.

“Pengiriman lambat sampai satu atau dua hari, kondisi ini memengaruhi stok dan distribusi selanjutnya,” jelasnya.

Saat ini, harga barang masih bisa stabil karena kebutuhan pokok yang dijual di pasar-pasar adalah stok barang sebelum kejadian putusnya jalan nasional. Namun, Sukarjana mengatakan mulai pekan depan, harga akan mulai berfluktuasi naik. 

Selain itu, beberapa barang juga akan mengalami penurunan kualitas akibat terlalu lama dalam truk seperti jahe, bawang putih, bawang merah, dan beberapa jenis sayuran termasuk cabai.

Diketahui bahwa nilai beli barang di Pulau Jawa sebenarnya saat ini relatif terjangkau dan stabil. Seperti, bawang putih Rp 30 ribu per kilogram (kg), bawang merah Rp 37 ribu per kg, jahe Rp 17 ribu per kg, cabai Rp 65 ribu per kg, dan kencur Rp 25 ribu kg. 

Namun akibat naiknya biaya operasional sopir dalam perjalanan menuju Bali Timur, dipastikan dalam beberapa waktu ke depan, harga barang yang dijual di pasar akan mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut ditafsir dari Rp 5.000 per kg sampai Rp 10 ribu per kg.

Staf pemantau harga komoditas di Pasar Rakyat Gianyar, Ketut Sri Sastrawati mengatakan, sejauh ini harga-harga kebutuhan pokok belum mengalami lonjakan harga.

Namun demikian, ia menilai masih stabilnya harga, dikarenakan para pedagang masih menjual stok lama, dan kegiatan upacara keagamaan masih minim. 

“Sampai saat ini harga komoditas masih stabil, mungkin karena yang dijual adalah stok sebelum terjadi hambatan. Disperindag akan terus memantau harga komoditas, terutama komoditas kebutuhan pokok,” tegasnya. 

Sementara itu secara terpisah, Pengawas Satuan Pelaksana (Wasatpel) UPPKB Cekik, I Made Ria Fran Dharma Yudha mengakui hingga saat ini masih ada truk berkapasitas besar yang parkir di halaman kantornya.

Namun, sebagian kendaraan juga memilih untuk mentransfer muatannya ke kendaraan lebih kecil agar lebih aman melangsungkan perjalanan ke Denpasar lewat jalur alternatif. 

“Masih ada, dan juga sudah mulai ada yang langsir muatannya. Mungkin untuk keamanan selama perjalanan menuju Denpasar lewat jalur alternatif,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved