bisnis

NIHIL Beras Oplosan, Satgas Pangan Polda Bali Sidak Pusat Belanja, Pedagang Pasar &Supermarket Resah

Pihaknya mengingatkan bahwa pelaku usaha untuk tidak coba-coba melakukan kecurangan dengan cara mengoplos beras.

TRIBUN BALI/ADRIAN AMURWONEGORO
SIDAK - Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Bali, Kombes Pol. Teguh Widodo memimpin sidak beras oplosan di sejumlah tempat di Kota Denpasar, pada Selasa (22/7). Dalam sidak ini, tim tidak menemukan beras oplosan yang beredar di pasaran. 

Dalam wawancara di KompasTV, Amran menegaskan, langkah pengungkapan kasus ini bukan sekadar mendapat restu dari Presiden Prabowo, tetapi merupakan perintah langsung dari Kepala Negara. Pernyataan ini mempertegas dukungan politik tingkat tinggi terhadap upaya penindakan praktik curang dalam distribusi beras.

Pemerintah ingin menjamin keamanan pangan, keadilan bagi konsumen, serta menjaga stabilitas ekonomi nasional. Pemerintah mencatat adanya penurunan harga beras premium di sejumlah ritel modern setelah temuan praktik oplosan tersebut mencuat. (ian/sup/ali)

Dinas Pertanian Pastikan Stok Aman

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada memastikan secara umum ketersediaan beras di Provinsi Bali aman. Menurutnya beras dalam kondisi surplus.

Hal ini disampaikan Wayan Sunada yang turut serta dalam sidak bersama Tim Satgas Pangan Polda Bali di sejumlah tempat distribusi beras di Kota Denpasar, pada Selasa (22/7). 

“Kebutuhan beras di Bali mencapai sekitar 418.000 ton per tahun, dan saat ini stok kami mencukupi,” ujarnya.
Dikatakan, Bali diprediksi mampu menghasilkan lebih dari 800 ribu ton gabah kering, atau sekitar 600 ribu ton beras.

Pasalnya program Luas Tambah Tanam (LTT) ditargetkan mencapai 155 ribu hektare dan estimasi produksi 6 ton per hectare. 

Pangan strategis di Bali terdapat 10 jenis yang terdiri dari beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe besar, telur ayam, daging ayam, aging babi dan daging sapi.

“Dengan potensi itu, stok beras di Bali seharusnya aman. Dari 10 komoditas pangan strategis nasional, hanya bawang putih yang masih defisit. Selebihnya, termasuk beras, berada dalam kondisi surplus,” jelasnya.

Sunada memastikan, tim Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali telah melakukan pemantauan di sejumlah pasar dan belum menemukan indikasi adanya pengoplosan beras.

Sementara itu, hasil temuan dari pengecekan lapangan juga menunjukkan bahwa harga beras masih berada dalam kisaran normal.

Diungkapkan harga beras sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu sekitar Rp 16.000 per kilogram (kg). “Beras premium yang ditemukan di supermarket maupun pasar tradisional memiliki kualitas baik dan dijual sesuai dengan HET,” ujar dia.

Dengan temuan ini, masyarakat Bali diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu yang belum terbukti kebenarannya. Pihaknya bersama Satgas Pangan Polda Bali terus melakukan pemantauan secara rutin untuk menjamin keamanan pangan bagi seluruh warga.

“Beras medium memiliki karakteristik berbeda, seperti tingkat patahan tinggi, yang tidak mungkin disamarkan dalam kemasan premium tanpa diketahui,” bebernya.

Jika ditemukan praktik curang di lapangan, kata Sunada, pihaknya siap menyerahkan proses hukum kepada Polda Bali. “Dinas Pertanian telah menurunkan enumerator untuk melakukan pengecekan rutin terhadap kualitas dan harga beras di pasar-pasar Bali,” kata dia.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved