Sosok
Sosok Hafiz, Dokter Spesialis THT Pilih Tinggal di Kolong Jembatan, Alasan di Baliknya Menggetirkan
Media sosial dihebohkan dengan kisah seorang dokter spesialis THT, Hafiz yang tinggal di kolong jembatan, di kolong jembatan
"Lebih tenang rasanya. Kalau mematikan hasrat (Hidup) sih enggak, saya masih butuh makan, masih butuh macam-macam. Manusia itu enggak bisa, cuma berusaha," imbuh Hafiz.
Baca juga: Ayah Dan Anak Alami Kecelakaan Maut Di Jembrana Bali, Suardika Dikenal Sebagai Sosok Pekerja Keras
"Peristiwa apa yang bikin sampeyan berubah 180 derajat," tanya Mas Adi.
"Istri meninggal. Habis itu anak kuliah mau wisuda, anak kuliah di Jerman waktu itu. Pulang ke Indonesia, belum sampai ke rumah, kecelakaan, meninggal. Dari situ saya frustasi gimana caranya," ujarnya getir.
Peristiwa itulah yang membuat kehidupan Hafiz berubah 180 derajat.
"Dari situ kebetulan di rumah ada yayasan pendidikan, saya pasrahkan ke saudara-saudara angkat. Saya keluar (rumah). Saya di Jawa Barat, Cianjur. Di Cianjur enggak kerasan, saya ke Singapura. Saya diam ke Singapura kumpul sama teman-teman dokter, habis itu saya pulang lagi ke Indonesia," ujar Hafiz.
Selama tiga bulan setelah sang istri meninggal, Hafiz mengaku merasa kosong.
Namun yang diingat Hafiz saat itu adalah tetap sholat.
"Sempat berapa bulan saya enggak kepikiran apa-apa waktu itu, hilang rasa selama tiga bulan. Hanya satu yang saya ini, tetap sholat. Kalau protes (ke Tuhan) sih enggak," ujar Hafiz.
Sampai akhirnya Hafiz mengaku seperti mendapatkan ilham agar ia pindah ke Demak.
"Saya dapat (bisikan bertemu sosok gaib), ada bayangan (bilang) 'kamu di rumahku aja, aku (di) Kadilangu'. Saya di Jember, pulang dari Singapura," imbuh Hafiz.
Selama sembilan tahun tinggal di kolong jembatan, Hafiz melakukan rutinitas tak biasa.
Hafiz sehari-hari pergi ke masjid, ke makam lalu kembali ke gubuk kolong jembatannya.
Hafiz juga mengaku kerap pulang ke rumah keluarganya di Jember, Jawa Timur.
Seharii-hari Hafiz rutin beribadah hingga mengaji Al Quran.
"Alhamdulillah dari dulu itu saya merasa sakit kepala atau flu satu tahun dua kali. Tapi biasanya disebabkan saya lalai dengan Quran. Mungkin karena sudah kebiasaan, perhari ini minimal 1-3 juz (ngaji). Kalau satu hari enggak sampai satu juz, biasanya saya pusing sudah," kata Hafiz.
Pernah Tinggal di Italia
Tak hanya ke Singapura, Hafiz mengaku juga sempat tinggal di Italia.
Setelahnya Hafiz pun kembali ke Jember lalu membuka apotek.
"Setelah itu saya bosan, saya ke Italia, enggak pulang-pulang saya di Italia, saya empat tahun di situ. Selama tiga tahun pulang, saya lepas kerjaan saya, saya nelatenin apotek di Jember," ujarnya lagi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.