PMI Bekerja di Luar Negeri

Ribuan Warga Jembrana Bali Bekerja Di Luar Negeri, Terbanyak di Jepang, Ingin Perbaiki Ekonomi

PMI Jembrana Bali Terbanyak Bekerja di Jepang, Alasan Utama Untuk Penghasilan Lebih Tinggi Hingga Sempat Tertipu

Freepik.com
Ilustrasi PMI - Ribuan Warga Jembrana Bali Bekerja Di Luar Negeri, Terbanyak di Jepang, Ingin Perbaiki Ekonomi 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Ribuan warga Jembrana, Bali, saat ini bekerja di luar negeri. 

Alasan utama masyarakat kebanyakan memilih bekerja ke luar negeri karena ingin memperbaiki kondisi ekonomi. 

Yang mana warga tersebut ingin memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan bekerja di Indonesia. Terbanyak, adalah di negara Jepang di berbagai bidang. 

Menurut data terakhir yang diperoleh, berdasarkan data dari BP3MI Bali periode Januari-September 2024 lalu, tercatat hanya ada 691 orang warga Jembrana yang bekerja di luar negeri (LN). 

Baca juga: OKTA Nekat Demi Gaji Lebih Tinggi, Suka Duka PMI Asal Bali, 5.631 Warga Bali Bekerja ke Luar Negeri

Rinciannya, 326 laki-laki dan 365 orang perempuan. 

Sementara, diduga masih ada ribuan warga Gumi Makepung yang berada di luar negeri. Mereka rata-rata berangkat secara mandiri.

Jumlah tersebut masih di bawah tahun 2023 lalu yang tercatat sebanyak 875 orang. Rinciannya 408 laki-laki dan 467 perempuan.

Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakeperin) Jembrana, Putu Agus Arimbawa menjelaskan, ribuan warga Jembrana saat ini masih bekerja di luar negeri. 

Namun begitu, masih ada sejumlah PMI yang memilih untuk tidak melaporkan dirinya alias unprosedural.

Kemudian, kata dia, berbagai latar belakang yang membuat warga Jembrana "terpaksa" bekerja ke luar negeri. 

Alasan utama mereka adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. 

Alasan tersebut sangat mendominasi, karena warga tersebut ingin memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. 

"Yang paling pertama (peringkatnya) adalah untuk pendapatan yang lebih tinggi," jelas Agus Arimbawa saat dikonfirmasi. 

Dia melanjutkan, alasan kedua adalah mereka yang dalam kondisi pasrah dan ingin mengubah nasibnya meskipun pilihan yang sangat berat. 

Apalagi, bagi mereka yang sudah berkeluarga. Tentunya meninggalkan keluarga kecilnya dan orang tuanya di rumah tidak bisa dibayar dengan apapun.

Terakhir adalah alasan karena pernah atau beberapa kali kena tipu oleh oknum tak bertanggung jawab. 

Warga tersebut kemudian mencoba untuk "kabur" ke luar negeri dengan tujuan untuk melunasi apa yang sebelumnya terjadi (hutang).

"Yang ketiga ini justru berbahaya. Kadang mereka menggunakan segala cara untuk bisa bekerja ke luar negeri. Terkadang cara unprosedural yang mereka pilih. Dan ini sangat berisiko di kemudian hari," ungkapnya. 

Dari alasan tersebut, tujuan negara yang mendominasi hingga saat ini adalah negara Jepang. 

Pilihan kedua adalah berangkat ke luar negeri dengan tujuan kapal pesiar. 

Yang terakhir adalah tujuan ke Eropa Timur seperti Polandia, Turki dan lainnya.

Sehingga, kata dia, pihaknya intens melakukan sosialisasi dengan menggandeng berbagai pihak, mulai dari Sekaa Truna Truni di Banjar, Kelian Banjar/Adat, Kepala Kewilayahan/Lingkungan. 

Sosialisasi utama adalah mengajak warga atau calon PMI untuk berangkat secara prosedural. 

"Ini penting, untuk meminimalisir risiko yang kemungkinan terjadi di kemudian hari. Contohnya, ketika status mereka unprosedural, ketika terjadi sesuatu di tempat kerjanya di luar negeri, sangat sulit untuk dibantu segala prosesnya," jelasnya. 

Di sisi lain, pihaknya juga bakal menggandeng perwakilan rakyat atau anggota DPRD Jembrana untuk membantu mensosialisasikan hal tersebut. 

Selain itu juga melakukan pengawasan terhadap warganya di masing-masing wilayah.

"Saat ini kami juga masih melakukan pendataan jumlah PMI secara detail melalui kepala lingkungan di masing-masing wilayah. Tujuannya, agar kita bisa memotivasi serta memberikan solusi apa yang seharusnya dilakukan untuk menjamin keberadaan PMI di luar negeri," tandasnya.

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved