Hari Kemerdekaan RI

TANGKAP Kucit, Kadis dan Dirut BUMD Ikut Berebut, Lomba Unik Pemkab Gianyar Menyambut HUT ke-80 RI

Kadispora Gianyar, I Wayan Wirasa, selaku panitia menuturkan bahwa lomba menangkap babi ini merupakan bagian dari olahraga tradisional.

TRIBUN BALI/I WAYAN ERI GUNARTA
TANGKAP BABI - Kepala OPD dan BUMD se-Gianyar, Bali mengikuti lomba menangkap babi di Alun-alun Gianyar, Jumat (15/8). 

TRIBUN-BALI.COM  - Bupati Gianyar, I Made Mahayastra memiliki acara unik dalam menyambut Hari Kemerdekaan ke-80 RI, Jumat (15/8).

Yakni menggelar lomba menangkap kucit atau anak babi di Alun-alun Gianyar. Menariknya, dalam sesi pertama, peserta lomba adalah para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau kepala dinas (kadis) dan para direktur BUMD se Pemkab Gianyar.

Bupati Gianyar I Made Mahayastra yang menyaksikan langsung lomba tersebut tampak bersemangat. Terlebih lagi melihat tawa ceria kepala OPD dan disemangati oleh sorakan para stafnya. Hal ini lah yang diinginkan Mahayastra dalam kegiatan ini. 

“Dengan kepala OPD ikut lomba menangkap babi ini, saya lihat suasananya riang sekali. Mereka tertawa dan dekat satu sama lain. Ini lah suasana yang ingin saya bangun. Karena sekarang pola pembangunan kita adalah lintas OPD, jadi penting sekali hal-hal seperti ini,” ujar Bupati Mahayastra.  

Baca juga: LUKA BAKAR Simpen & Yasa, Gudang Garmen di Denpasar Ludes Dilahap Si Jago Merah

Baca juga: TOLAK Kasino di Bali, Koster Pertegas Pariwisata Bali Basis Budaya, Iming-imingi Keuntungan Rp100T

Politikus PDIP asal Payangan itu menambahkan bahwa dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan, dari dulu masyarakat dengan segala cara merayakan dengan hal-hal unik. Dimana tujuannya merekatkan keakraban untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Kadispora Gianyar, I Wayan Wirasa, selaku panitia menuturkan bahwa lomba menangkap babi ini merupakan bagian dari olahraga tradisional.

Kata dia, perkembangan teknologi informasi telah mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat, sehingga permainan rakyat dan olahraga tradisional tidak lagi dimainkan di masyarakat. Hal ini tentunya menjadi hambatan dalam regenerasi nilai-nilai tradisi kepada generasi mendatang.

“Oleh karenanya, pelaksanaan lomba olahraga tradisional merupakan sebuah upaya mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk memainkan kembali permainan olahraga tradisionalnya, serta berpartisipasi dalam melestarikan budaya tradisi untuk pemajuan kebudayaan Bali, dan Indonesia pada umumnya,”tutur Wirasa. (weg)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved