Breaking News

bisnis

Transaksi WONDR by BNI Tumbuh 57 Persen, Transaksi ATM BNI Turun 17 Persen YoY di Semester-I 2025

Tak hanya itu, Mesah bilang BNI juga mendukung program pemerintah melalui proyek sinergi pengelolaan ATM bersama Himbara yang dikelola oleh Jalin.

KONTAN/HENDRA SUHARA
ATM - Nasabah menggunakan ATM di salah satu cabang Super Flagship BNI di Jakarta. PT BBNI Tbk mencatatkan kinerja penurunan pada transaksi melalui ATM di tengah meningkatnya tren transaksi digital. 

Guna memastikan maintenance mesin-mesin ATM di berbagai wilayah, saat ini BTN tengah melakukan peremajaan dengan migrasi bertahap ke mesin CRM yang menggabungkan fungsi tarik tunai dan setor tunai dalam satu perangkat sehingga meningkatkan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi.

“Kami juga sedang menjajaki kerja sama pengelolaan ATM dengan Jalin dan Himbara, sehingga keberadaan ATM Himbara akan jauh lebih optimal dan menjangkau lokasi terjauh di masyarakat,” pungkasnya. (kontan)
Beralih ke Platform Digital Non-Tunai

SEVP Digital Business BTN, Thomas Wahyudi menyebutkan, nilai transaksinya cenderung stagnan. “Untuk nilai transaksi melalui ATM saat ini cenderung stagnan.

Kami melihat adanya perubahan tren perilaku nasabah, di mana transaksi dengan nominal besar mulai dialihkan ke kanal digital seperti mobile banking dan debit online,” ujar Thomas beberapa waktu lalu.

Hal ini kontras dengan frekuensi transaksi lewat super app Bale by BTN. Thomas mengatakan, kenaikannya tembus 160% YoY per April 2025. Nilainya juga meningkat 5% secara tahunan.

Supaya lebih efisien, ATM BTN kata Thomas secara bertahap tengah bermigrasi menjadi mesin cash recycling machine (CRM). Per April 2025, ada sebanyak 2.000 total ATM dan CRM BTN.

Di lain pihak, SVP Digital Retail Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Yanto Masyap, belum mau mengungkap apakah transaksi ATM-nya meningkat atau justru menurun. Tapi sebagai gambaran, di kuartal l 2025, frekuensi transaksi di mesin ATM Mandiri minus 6,95% YoY. 

Melansir laporan keuangannya, dari total frekuensi transaksi digital sebanyak 1,81 miliar, transaksi ATM hanya menyumbang sebesar 13,8% saja, kalah saing dibanding frekuensi transaksi Livin’ by Mandiri yang mencakup 61,6?ri total transaksi.

Adapun per April 2025, Yanto menyebut frekuensi transaksi ATM di atas 300 juta transaksi, dengan nilai transaksi mencapai Rp 220 triliun.

Senada dengan perkataan Thomas, mesin ATM kata Yanto masih relevan buat menjangkau nasabah yang masih mengandalkan duit tunai.

“ATM tetap digunakan sebagai pelayanan kepada nasabah sekaligus perpanjangan tangan kantor cabang dalam melayani transaksi tunai,” kata Yanto. (kontan)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved