Teba Modern di Bali

TARGET Bangun 100 Teba Modern, Atasi Sampah, Wilayah di Denpasar Berlomba Buat Teba Modern

Pelaksana Kewilayahan Dusun Tegal Kori Kaja, Putu Andriawan Agustina mengatakan, pihaknya tak hanya membuat teba modern namun juga tong komposter.

Tribun Bali/Putu Supartika
PERESMIAN - Peresmian teba modern di Dusun Tegal Kori Kaja, Ubung Kaja, Denpasar, Senin (18/8). 

TRIBUN-BALI.COM - Wilayah di Denpasar kini berlomba-lomba membuat teba modern untuk mengatasi sampah. Hal ini menyusul larangan pembuangan sampah organik di TPA Suwung.Salah satunya adalah Dusun Tegal Kori Kaja, Ubung Kaja, Denpasar

Pelaksana Kewilayahan Dusun Tegal Kori Kaja, Putu Andriawan Agustina mengatakan, pihaknya tak hanya membuat teba modern namun juga tong komposter. Teba modern dan tong komposter ini merupakan langkah edukasi kepada masyarakat khususnya yang ada di Dusun Tegal Kori Kaja.

"Diharapkan masyarakat bisa merealisasikan teba modern dirumah masing-masing," katanya, Senin, (18/8).

Ia menambahkan, selain dapat mengurangi sampah organik juga dapat difungsikan sebagai sumur resapan untuk menangkal banjir khususnya pada musim penghujan.

Baca juga: JENAZAH Ketut Selamat Ditemukan di Ruang Genset, Evakuasi Dramatis TKP Kondisi Membahayakan Manusia

Baca juga: Petugas Pemadam Kesulitan Memasuki Lokasi, Bekas Bangunan Liar di Pantai Bingin Kebakaran

"Kami berharap kedepannya masyarakat dapat menanamkan pola 3K-2M yakni kesadaran, komitment, keberlanjutan, dikurangi malas dan meboye sehingga realisasi dari teba modern dapat berjalan maksimal," ungkapnya.

Bahkan peresmian teba modern di sini juga mengundang Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa untuk meresmikan serangkaian peringatan HUT ke-80 RI. Tak hanya itu, Desa Padangsambian Kelod juga menggenjot pembuatan teba moderen. 

Dimana ditargetkan terbangun 100 teba modern di wilayah ini. Hal ini guna mendukung optimalisasi penanganan sampah organik. 

Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra menjelaskan, pembangunan teba moderen sangat efektif dalam mengolah sampah organik di sumber. Hal ini utamanya jenis sampah organik dedaunan. 

"Kami target 100 titik teba moderen, dan saat ini sudah terealisasi 21 teba moderen, dan akan terus dikerjakan," ujarnya. 

Wijaya mengatakan, pembangunan teba moderen ini menyasar fasilitas umum yang identik menghasilkan sampah organik. Seperti halnya bale banjar, pura, sekolah, lapangan dan fasilitas publik lainya. 

Pihaknya juga mengajak masyarakat yang memiliki lahan sisa agar dimanfaatkan untuk pembuatan teba moderen. Sehingga penanganan sampah organik dapat dioptimalkan dari sumber. 

"Kami mengajak masyarakat yang masih memiliki lahan sisa, untuk dapat memanfaatkannya dengan membuat teba moderen, sehingga mampu mendukung pengolahan sampah organik dari sumber," ujarnya. (sup)

Bentuk BULD Pengelolaan Sampah dan Kaji Pungutan Retribusi

Terkait permasalahan sampah di Denpasar, Pemkot berencana membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pengelolaan sampah atau Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Selain itu, juga tengah disiapkan kajian terkait dengan pungutan retribusi sampah.

Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan, sebenarnya sejak 2018 Kota Denpasar telah memiliki UPTD pengolahan sampah di setiap kecamatan. Namun UPTD yang beroperasi saat ini belum terpisah 100 persen antara operator dan regulator.

Oleh karena itu, saat ini, UPTD tersebut tengah diusulkan menjadi kelas A dengan beban kerja dan cakupan wilayah yang lebih luas. Selain itu, Pemkot juga berencana melakukan penarikan retribusi sampah. Hal ini dalam upaya mendukung gerakan masif untuk melakukan pengolahan sampah berbasis sumber untuk sampah organik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved