bisnis

PASOKAN Beras Berangsur Normal, Bulog Salurkan Ratusan Ribu Ton Beras SPHP ke Ritel Modern

Pernyataan tersebut disampaikan di tengah isu kelangkaan dan harga beras yang merangkak naik di pasar ritel beberapa waktu belakangan ini.

ISTIMEWA
ILUSTRASI - Pasokan beras di toko ritel yang sempat mengalami perlambatan kini kembali normal setelah produsen kembali melakukan produksi dengan harga yang disesuaikan.  

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan bahwa harga beras di sejumlah daerah sudah mulai stabil. Tito menegaskan stabilitas harga beras sangat krusial untuk menjaga daya beli masyarakat dan kesejahteraan petani.  “Adanya beras SPHP ini menolong betul untuk menjaga stabilitas harga terjaga di angka yang terjangkau,” kata dia. (kontan)  

Beras Mengendap Lebih dari Setahun di Gudang

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan bahwa beras yang ada di gudang Bulog dalam kondisi yang baik walaupun telah lebih dari setahun. Padahal, sebelumnya Ombudsman RI menemukan beras sisa impor tahun lalu berbau apek. Ahmad menjelaskan, bila terdapat kondisi beras yang rusak atau pun tak layak, maka pihaknya bakal memisahkan. Setelah itu, kata dia, bakal dilaporkan ke Badan Pangan Nasional (Bapanas).

“Nanti kalau ada rusak, misalnya ada yang tidak layak, kita pisahkan, kita kumpulin, kita laporkan ke Bapanas. Nanti petunjuknya seperti apa, kita ikuti petunjuknya lagi. (Kondisinya) bagus, baik,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/8).

Ahmad mengungkapkan, pihaknya telah menginstruksikan kepada kepala gudang Bulog, sebelum mengeluarkan beras harus dilakukan pengecekan, dibersihkan hingga bila perlu melakukan penyemprotan fumigasi. “Dicek dulu, dibersihkan dulu, perlu difumigasi dulu biar yakin beras ini tidak berkuman dan berhama, ataupun berkutu. Nah ini yang bahaya, ini yang kita jaga,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ahmad menuturkan, terkait temuan adanya beras apek di gudang, dia menjelaskan bahwa kemungkinan yang ditemukan beras yang tak ada landasannya atau tatakan di lantai. “Nah mungkin pas lagi yang ditemukan Ombudsman itu yang sudah ditempatkan di retail-retail ataupun di mana, tidak pake palet, tidak pake landasan, sehingga dingin kena lantai. Nah dingin kena lantai ini juga berpengaruh, apalagi di ritel kan pakai AC,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ahmad menambahkan, beras tersebut belum tentu dimusnahkan sebab rata-rata dinilai masih bagus dan masih bisa dikonsumsi. “(Bakal dimusnahkan?) Loh belum tentu kan, kita lihat dulu kondisinya seperti apa. Tapi rata-rata masih bagus kok barangnya. Buktinya sekarang masih bisa dikonsumsi,” tandasnya. (kontan)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved