Sejarah Sang Proklamator di Buleleng
Sejarah Orangtua Soekarno di Buleleng, Rai Srimben Minta Diaben dan Dilinggihkan di Blitar
Penglingsir Banjar Bale Agung, Jro Made Arsana mengungkapkan, pertemuan pertama Rai Srimben dengan Raden Soekemi terjadi di Pelabuhan Buleleng.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Karena banyak anak-anak, sehingga beliau sering masuk ke Bale Agung untuk mengajak sekolah. Saat itulah keduanya bertemu untuk kali kedua,” ujarnya.
Melihat Raden Soekemi mengajar anak-anak, sejatinya ada keinginan Rai Srimben untuk ikut belajar.
Sayang usianya saat itu sudah terlalu tua, yakni 14 tahun.
Walau demikian, Rai Srimben akhirnya mendapat pelajaran baca tulis dari adik-adiknya yang sekolah.
Antara Rai Srimben dengan Raden Soekemi sejatinya ada saling suka. Namun untuk berkenalan secara langsung cukup sulit.
Sampai akhirnya ada seorang sepupu bernama Made Lastri.
Pada masa kini, peran Made Lastri mungkin disebut sebagai ‘mak comblang’. Karena berkat dialah Raden Soekemi bisa berkenalan dengan Rai Srimben.
Rai Srimben memiliki hobi menari, dan menggemari tari rejang tua.
Walaupun para penarinya merupakan orang tua, namun Rai Srimben kerap turut serta.
Suatu ketika, acara tersebut banyak dihadiri tamu terhormat. Mulai dari tokoh residen hingga raja Buleleng.
Termasuk Raden Soekemi juga ikut menonton.
“Ada salah satu proses namanya Ngider Bhuana, yaitu berputar-putar sambil menari. Di situlah Raden Soekemi melemparkan bunga,” ucapnya.
Hubungan keduanya pun berlanjut dan semakin dekat, namun dilakukan secara diam-diam.
Ini karena Rai Srimben sudah dijodohkan. Bahkan ada tiga laki-laki yang menjadi calonnya saat itu.
Namun Rai Srimben tetap teguh hanya mencintai Raden Soekemi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.