Berita Badung

Hama Tikus Merajalela di Badung, Pemkab Kembali Rancang Ngaben Bikul, Usir Hama Secara Niskala

Hama tikus tidak henti-hentinya menyerang tanaman padi para petani di Badung. Meski sudah sempat ditangkap dan dibersihkan

Istimewa
Sosok - Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gde Eka Sudarwitha. Ia memberikan keterangan terkait ngaben bikul yang akan diselenggarakan Pemkab. 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Hama tikus tidak henti-hentinya menyerang tanaman padi para petani di Badung.

Meski sudah sempat ditangkap dan dibersihkan namun hama tikus dinilai masih terus ada.

Melihat kondisi itu, Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kebudayaan berencana kembali menggelar kembali tradisi Ngaben Bikul atau ngaben tikus pada tahun 2026 mendatang.

Tradisi ini merupakan bagian dari upaya niskala dalam dunia pertanian untuk menetralisasi hama, khususnya tikus yang kerap merusak lahan pertanian dan perkebunan.

Baca juga: Bupati Tetapkan Kabupaten Gianyar Bali KLB Hama Tikus, Tempuh Jalur Sekala Niskala

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gde Eka Sudarwitha tidak menampik hal tersebut.

Pihaknya mengaku jika ngaben bikul merupakan bentuk yadnya utama dalam konteks pertanian. 

"Dalam upacara ini, hama yang disimbolisasikan dengan tikus akan diupacarai layaknya prosesi ngaben manusia, dengan harapan agar keberadaannya tidak lagi mengganggu aktivitas pertanian dan perkebunan," ujarnya Minggu 24 Agustus 2025.

Baca juga: Meski Diserang Hama Tikus, Panen Padi di Gianyar Bali Alami Surplus

Disebutkan tikus yang menjadi simbolisasi itu akan disomia atau dinetralisasi, dengan harapan agar kembali ke habitatnya dan tidak mengganggu di areal pertanian atau perkebunan.

Sudarwitha menambahkan, tahapan pelaksanaan upacara akan melibatkan seluruh pasedahan (wilayah subak).

Masing-masing pasedahan akan mencari dan membawa tikus dari wilayahnya untuk kemudian dipralina (dibakar) dalam upacara ngaben bikul. 

Baca juga: Ditemukan Tewas di Padanggalak Bali, Pasutri Diduga Ulah Pati Bersama Tenggak Obat Pembasmi Hama

"Selain tikus asli, akan ada pula simbolisasi tikus melalui warna-warna tertentu yang juga akan diupacarai," bebernya.

Mantan Camat Petang itu mengatakan Proses ngaben bikul rencananya akan dipusatkan di Pantai Seseh.

Namun tirta (air suci) dari upacara ini nanti akan dipercikkan ke seluruh areal persawahan dan perkebunan di Kabupaten Badung.

Pihaknya mengakui jika Badung pernah melaksanakan upacara ngaben bikul pada tahun 2020 silam.

Kini, sesuai arahan Bupati Badung akan digelar kembali pada tahun 2026.

"Tidak menutup kemungkinan akan dilakukan secara rutin dan berkala, semisal lima tahun sekali, tergantung kebutuhan. Namun saat ini sedang kami bahas dari sisi penganggaran dan dari serta waktu pelaksanaan," imbuhnya.

Sebelumnya, ngabel bikul itu sempat disinggung oleh Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa saat menghadiri rangkaian Karya Pujawali Nyatur di Pura Ulun Swi, Subak Balangan, Desa Kuwum, pada Sukra Umanis Wuku Klawu, Jumat 22 Agustus 2025 lalu. 

"Terkait dengan kondisi Subak yang diserang hama tikus, pada tahun 2026 akan dilaksanakan ngaben tikus seperti yang pernah dilakukan beberapa tahun silam yang bertujuan untuk memohon keselamatan di wilayah persubakan di Badung," ujar Bupati kepada kelian subak di Badung

Untuk diketahui upacara ngaben bikul atau tikus dengan menggunakan sarwa prateteka sempat dilakukan pemerintah Kabupaten Badung pada tahun 2020 silam.  

Pengabenan dipuput atau dipimpin oleh Ida Pendanda Gede Putra Kekeran Pemaron dari Gria Agung Mandara Munggu di pantai Seseh, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi Badung. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved