Kelangkaan Elpiji 3 Kg

LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran, DPRD Bali Panggil Pertamina dan OPD

Untuk kuota akhir tahun 2024 dari pemerintah memberikan sebanyak 238.223 metrik ton dengan jumlah pangkalan di Bali sebanyak 4.792. 

ISTIMEWA/HUMAS PERTAMINA PATRA NIAGA JATIMBALINUS
PASAR MURAH – Sejumlah warga membeli LPG 3 kg di pasar murah yang diadakan PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus di sejumlah titik wilayah Denpasar, Gianyar dan Badung, kemarin. 

Untuk menindaklanjuti keluhan kelangkaan gas melon ada rencana DPRD Bali menghadap ke Pertamina untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 

“Tentunya ke Jakarta solusi penambahan kuota dan pengawasan lapangan semakin efektif dan kuat dan tidak lagi terjadi distribusi menyimpang dan tidak tepat sasaran,” kata dia. (sar) 

Pertamina Sebut Hanya Awasi Pangkalan 

Kasus kelangkaan LPG 3 kg di Bali menuai perhatian. Pasalnya kelangkaan ini acapkali terjadi setiap tahunnya. 

Kelangkaan kali ini juga disebabkan sebab permintaan gas LPG 3 kilogram ini tinggi di masyarakat. 

Hal tersebut diungkapkan Sales Area Manager Retail Bali Pertamina, Endo Eko Satrio pada Rapat Koordinasi terkait dengan kelangkaan Gas LPG 3 Kg di wilayah Provinsi Bali diadakan di Lantai III Gedung DPRD Provinsi Bali pada, Senin 25 Agustus 2025. 

“Dugaan kami yang pasti memang kenapa ada kelangkaannya pasti serapan di lapangan tinggi. Jadi di Denpasar kenapa besar dan kebutuhannya itu terlihat besar sekali dibandingkan dengan yang ada di kota itu, Denpasar-Badung ini kan istilahnya kota metropolitan yang dua wilayah ini,” jelasnya. 

Lebih lanjutnya ia menerangkan, memang penggunaan gas LPG 3 kilogram pada penduduk dengan KTP luar Bali juga besar sedangkan untuk penentuan kuota dari pemerintah daerah. 

“Informasinya mereka menggunakan data penduduk asli Bali untuk dilakukan pengusulan kuota ke pemerintah pusat. Jadi kemungkinan data-data penduduk yang non-KTP Bali itu tidak terhitung. Padahal mereka juga hidup dan bekerja di Bali,” kata dia. 

Untuk memastikan stok gas LPG 3 kg aman di pangkalan, setiap hari pangkalan melakukan penembusan ke agen melalui cashless. 

Dari sana terlihat karena melalui cashless dan sistem Pertamina dapat memantau distribusi. 

Sehingga dapat dilakukan pemantauan rencana distribusi untuk pengiriman setiap hari. 

Cashless nantinya akan tercatat di sistem, seperti berapa jumlah tabungnya yang dikirim dan plannya. 

Setelah itu juga terkonfirmasi dari sistem MAP untuk melihat apakah gas 3 kg sudah terkirim atau tidak. 

Setiap pengiriman LPG pangkalan harus melakukan input data dan untuk penjualannya pun mereka diwajibkan melakukan input MAP NIK konsumen atau NIK masyarakat sehingga semuanya terdata by system. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved