“Mungkin jumlahnya puluhan, kemarin (21/9/2015) juga segitu, tapi sekarang lebih keras bahkan ada yang sampai mengejar-ngejar. Teman saya juga kerauhan, saya bantu memegangnya, padahal badannya kecil tapi dia berat dan tubuhnya kaku saat saya angkat,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi ke pihak sekolah, Ketut Sukartha selaku kepala sekolah tidak berkenan memberi keterangan soal kronologi kerauhan massal tersebut.
“Ini menyangkut permasalahan irasional, jadi susah untuk dijelaskan,”ujarnya kepada Tribun Bali usai rapat, bersama guru-guru SMP N 10 Denpasar.(*)
Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali