Tapi pada bagian daging buah berwarna putih ini lengket dengan biji, dan rasanya lebih manis.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari buah ini, di antaranya untuk dikonsumsi langsung, sebagai manisan, selai, jelly marmelade, pengharum alami, dan rujak.
Sementara itu, dalam hal kesehatan, sentul juga memiliki kandungan zat polifenol.
Zat polifenol inilah yang dipercaya bisa mencegah resiko terkena kanker dan penyakit jantung.
Buah ini juga diyakini bisa mencegah kepikunan dini atau Alzheimer. Kini buah ini juga sudah sangat jarang ditemukan.
4. Buah Cerme
Ceremai, cerme atau cereme (Phyllanthus acidus), dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia, dikenal juga dengan sebutan ceremoi (Aceh), cerme (Gayo), ceremai (Melayu), camin-camin (Minangkabau), cereme, cermei (Sunda dan Jawa), carmen, cerme (Bali), careme (Madura), sarume (Bima), lumpias aoyok, tili (Gorontalo), lombituko bulaano (Buol), caramele (Makasar, Bugis), ceremin (Ternate), selemele, selumelek (Rote), salmele, cermele (Timor).
Tumbuhan ceremei ini berbentuk pohon dan berumur panjang, namun berbatang kecil dengan ketinggian mencapai 10 meter.
Percabangannya rendah dan jarang. Sepintas, pohon ceremei mirip dengan pohon belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Ceremei dapat dimakan segar dicampur gula, garam atau dirujak.
Buah cerme. (infokesehatanalami/kaskus)
Cerme juga kerap dibuat manisan, direbus (Disetup) atau dibuat minuman penyegar. Daun mudanya dapat digunakan sebagai lalap.
Selain itu,ceremei memiliki aneka manfaat sebagai tanaman herbal.
Menurut dr Setiawan Dalimartha, dalam buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I, beberapa khasiat ceremei antara lain untuk mengobati kanker, melangsingkan tubuh, mengobati asma, dan mengobati sembelit.
5. Buah Utu
Sekilah buah utu mirip dengan buah nangka.
Ada duri-duri lunak, tetapi bentuknya sungguh berbeda.
Buah utu cenderung membulat, meskipun berbenjol ke sana ke mari.
Sedangkan buah nangka memanjang dan tidak berbenjol.
Utu memang masih berkerabat dekat dengan nangka, cempedak, timbul, dan sukun.
Buah utu. (Adhi Mahardika)
Tumbuhan dengan nama ilmiah Parartocarpus venenosa Becc ini mempunyai nama umum ara berteh paya (Melayu Semenanjung), buru ongko (Jawa), purut (Sunda), pejatai (Kalimantan Barat), malanangka (Filipino).
Buah dan biji Utu dapat dimakan.
Seperti halnya buah dan biji nangka dan cempedak.
Bahkan buah utu juga nikmat dibuat rujak.
Buah utu kini sudah mulai langka, walau di beberapa daerah masih ada pohonnya.
Seperti di Desa Blahkiuh Badung. (*)