Kemudian pasien akan mendapatkan biaya panggilan yang ditentukan secara otomatis berdasarkan jarak dan parameter lainnya.
Dokter terdekat yang kebetulan mengaktifkan layanan, akan mendapatkan request dari pasien tersebut.
Dokter selanjutnya bisa melakukan konfirmasi data dan identitas pasien.
Tenaga medis yang terdaftar di Medi-Call adalah para profesional yang sudah memiliki STR (surat tanda registrasi) dan SIP (surat izin praktik), yang direkrut melalui proses pelatihan dan prosedur standar pelayanan yang sesuai, sehingga profesionalitas layanan Medi-Call dapat dipercaya.
Bali menjadi daerah pertama yang dipilih untuk meluncurkan layanan ini.
Kemudian disusul oleh Yogyakarta dan Jakarta pada awal tahun 2017.
dr Candra menuturkan, dipilihnya Bali karena layanan on call dokter di Bali sudah sangat berkembang.
Selama ini, mereka yang sangat membutuhkan layanan on call terutama adalah para wisatawan.
Sebagai daerah wisata, Bali menjadi tempat tujuan turis dari seluruh dunia.
Untuk itu, di daerah yang menjadi tujuan wisata, kebutuhan akan on call layanan kesehatan sangat tinggi.
"Ide dasarnya memang dari Bali, karena Bali layanan on call sudah berkembang. Dari situ kami terpikir, kenapa tidak mengembangkannya sebagai start up," tutur dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini.
Candra menjelaskan, sistem on call memang sudah lama dikenal di Bali.
Sayangnya, sistem yang ada selama ini, masih banyak kelemahannya.
"Dari sisi profesional, pasien harus menunggu, apakah dokternya yang dihubungi available atau tidak. Kalaupun available, belum tentu jaraknya dekat dengan pasien. Sehingga pasien sulit mendapatkan informasi mengenai tenaga medis, mereka tidak tahu ke mana harus mencari dokter, saat membutuhkan. Kalau ada aplikasi, mereka bisa tinggal buka sendiri," jelasnya.
Selain itu, sistem on call yang konvesional juga punya kelemahan lain, yakni dari segi tarif.