Kanjeng Raden Ayu Mahindrani dari Keraton Solo Ungkap Alasan Pilih Jalan Dharma

Penulis: A.A. Gde Putu Wahyura
Editor: Aloisius H Manggol
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

K.R.A Mahindrani Kooswidyanthi Paramasari melaksanakan prosesi Sudhi Wadani yakni upacara suci Dharma di Pura Luhur Catur Kandapat Sari, Banjar Pondok, Desa Peguyangan Kaja, Jalan Antasura, Denpasar, Senin (17/7/2017).

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kanjeng Raden Ayu Mahindrani Kooswidyanthi Paramasari telah menjalani proses Sudhi Wadani (upacara untuk masuk ke Agama Hindu) di  Pura Luhur Catur Kandapat Sari, Pangideran Dewata Nawa Sangha, desa Peguyangan Kaja, Denpasar, Senin (17/7/2017).

Prosesi Sudhi Wadani Kanjeng Mahindrani dipuput oleh Sari Galuh Wiku Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun dari dari Kedhatuwan Kawista Bali, Blatungan, Pupuan, Tabanan.

Dalam sebuah kesempatan, wanita keturunan Keraton Surakarta ini bercerita terkait keputusannya menjadi Hindu.

Baca: Kanjeng Raden Ayu dari Keraton Solo Jalani Proses Sudhi Wadani, Awan Hitam Sirna Saat Ritual!

Keinginan kembali ke jalan Dharma sebenarnya sudah dari dahulu dilakukannya dengan mengikuti persembahyangan di pura-pura namun baru sekarang diresmikan.

Keinginan menjadi seorang Hindu pun dinilainya karena kemauannya sendiri dan tanpa paksaan, karena yang ia rasakan ketika bersembahyang di Pura atau melaksanakan prosesi Hindu Kejawen khususnya adalah kedamaian.

“Sudah lama saya kira, saya kan berada di keluarga jawa. Sebetulnya sudah biasa perilaku Hindu Jawa, Kejawen. Panggilan masuk Hindu sejak mungkin lebih kuat lagi saat saya sering ke Bali dan semenjak saya tinggal di Puri Anyar Pemecutan tahun 2013,” ujarnya.

Terkait dengan rencananya kedepan ia nantinya akan membuat ashram atau padepokan yang terletak di Tabanan namun dengan kultur perpaduan Bali, Jawa, dan Nusantara.

Dirinya yang juga sebagai komposer pianis ini juga memiliki kakak dan adik yang tinggal di Bali dan semua keluarga mendukungnya untuk masuk Hindu.

“Mendukung semua keluarga, kesannya ya memang damai dan tidak ada orang yang memaksa saya masuk Hindu, ya itulah,” ujarnya yang tampak sederharna.

Ketua Umum Puskor Hindunesia, Ida Bagus Susena menambahkan beliau kembali ke jalan Dharma merupakan panggilan hati tanpa ada paksaan.

Teman-teman di Puskor Hindunesia hanya pendukung saja karena niat memang ada pada diri Kanjeng Mahendrani.

Hal itulah yang membuat beliau ini memperkuat keyakinannya dengan berbagai macam perjalanan spiritual termasuk perjalanan ke berbagai pura yang membuatnya semakin yakin bahwa ia harus kembali ke jalan Dharma.

“Mungkin saya wakili sedikit, beliau sangat merasa terharu. Dari diskusi kemarin malam beliau sangat merasa terharu sekali akan apa yang beliau putuskan hari ini bahwa dalam perjalanan ini kita ga ada memaksakan kehendak jadi murni karena keinginan beliau mengingat kembali perjalanan leluhur beliau yang masih Pakubuwono di Solo beliau merasa terkoneksi dari luhur beliau yang menjadi saksi kejayaan Hindu di Nusantara ini,” jelasnya.

Susena merasa berbahagia sekali rasanya upacara ini bisa berlangsung dengan baik dan dilihat masyarakat, karena pentingnya manusa saksi ini menguatkan bahwa Kanjeng Mahendrani secara tulus ikhlas untuk kembali ke jalan dharma.

Halaman
12

Berita Terkini