Gunung Agung Terkini

Tremor Menerus dan Tampak Sinar Api di Puncak Gunung Agung, PVMBG: Lava Sudah di Permukaan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Agung, Kamis (30/11/2017) dini hari pukul 03.40 WITA dari Bukit Abang, Karangasem tampak mengeluarkan sinar api.

"Rekaman tremor overscale Selasa (28/11/2017) kemarin itu, merupakan letusan terbesar yang dialami Gunung Agung selama krisis ini berlangsung atau sejak bulan September lalu. Kita lalu mencoba estimasi besaran letusan itu dengan skala ideks letusan Volcanic Explosivity Index (VEI)," jelas Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, Rabu (29/11/2017). 

Berdasarkan besar letusan dan dampak yang ditimbulkannya, PVMBG mengestimasi jika indeks letusan Gunung Agung, Selasa (28/11/2017) masih berada di skala kurang dari VEI-2 .

Besaran letusan ini jauh lebih kecil dari pada letusan terbesar Gunung Agung tahun 1963 lalu yang mencapai VEI-5 lebih. 

"Letusan ini tidaklah besar dibandingkan tahun 1963 lalu dan semoga saja terus menurun aktivitas vulkaniknya. Tapi berdasarkan data kami sejauh ini, baik dari sisi kegempaan, deformasi, Geokimia, dan citra satelit, kecenderungan masih akan ada letusan-letusan berikutnya. Ini karena kita masih merekam adanya pertumbuhan magma. Data masih terus bergerak," jelas Devy. 

Berdasarkan evaluasi tim PVMBG, Rabu (29/11/2017) periode 00.00 Wita sampai 18.00 Wita, Gunung Agung masih terus mengalami erupsi magmatik.

Intensitas abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Agung Rabu (29/11/2017) relatif lebih kecil yakni setinggi 2.000 meter, dari pada hari sebelumnya yang mencapai 3000 hingga 4000 meter.

Sementara, secara deformasi, tubuh gunung Agung juga masih mengalami inflasi (pengembungan) yang cukup signifikan.

Sementara secara Geokimia, di sekitar kawah Gunung Agung terdeteksi kadar So2 (Sulfur Dioksida) mencapai 2000 sampai 3000 ton. 

"Ini menandakan magma berada di kedalaman dangkal. Sebagai  perbandingan, sebelum Merapi memasuki letusan terbesarnya tahun 2010 lalu, kadar So2  1000 ton. Kalau Gunung Agung saat ini sudah melebihi itu," jelas Devy Syahbana.

Dari citra satelit Nasa juga masih terdeteksi penumbuhan lava di kawah Gunung Agung.

Artinya jumlah lava semakin banyak, dan masih berpotensi menghasilkan letusan lanjutan.

Satelit merekam adanya lava di permukaan kawah, dan energi termal menunjukan semakin banyak.

Dua hari lalu, satelit menangkap energi termal sebesar 51 Megawatt, dan kemarin (28/11/2017) malam, energi termal nyaris dua kali lipat yakni 97 megawatt.

Artinya, ini ada pertumbuhan energi termal di kawah. 

"Kalau ditanya apakah ada kemungkinan letusan lebih besar? Ya bisa iya, bisa tidak. Tergantung data dari gunung itu. Jika nanti data mulai dari kegempaan, deformasi, Geokimia, hingga termal mengalami peningkatan signifikan, perlu diwaspadai letusan lebih besar. Tapi kalau datanya stagnan, letusannya juga bisa stabil terus seperti saat ini sampai nanti aktivitas vulkanik Gunung Agung kembali normal. Kita tentu berharap semua akan normal kembali," jelasnya. 

Halaman
1234

Berita Terkini