Penantian 4 Tahun Berbuah 4 Bayi Kembar, Luh Gede Irin: Saya Perlahan Bangkit & Bisa Lalui Semua Ini

Penulis: eurazmy
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan suami istri asal Bali, Luh Gede Irin Pradnyawati (29) dan Putu Agra Ricna Sukarmawan (32) ditemani suster menggendong bayi kembar empat di Rumah sakit Puri Bunda, Jalan Gatot Subroto, Denpasar,Jumat (31/8/2018).

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penantian panjang selama empat tahun pasangan suami istri, Putu Agra Ricna Sukarmawan (32) dan Luh Gede Irin Pradnyawati (29), menanti anugerah sang buah hati akhirnya terjawab sudah.

Lebih dari itu, tepat pada Rabu, 1 Agustus 2018, pasutri ini bahkan dikaruniai empat bayi kembar sekaligus.

Kebahagian tengah menghampiri segenap keluarga besar Agra dan Irin yang tinggal di bilangan Perum Taman Cargo Indah Denpasar Barat.

Kepercayaan mereka terhadap teknologi reproduksi berbantu alias program bayi tabung akhirnya membuahkan hasil.

Tak hanya itu, proses persalinan mereka tergolong menjadi fenomena langka, yakni kehamilan quadruplet alias bayi kembar empat dan kesemuanya berhasil lahir hidup dan stabil hingga saat ini.

Sang ibu yang akrab disapa Irin ini bersyukur atas anugerah dan berkah yang diperolehnya saat ini. Terlebih, keempat anaknya ini bisa tetap bertahan meski lahir secara prematur pada saat usia masih 7 bulan dalam kandungan.

Dalam kondisi prematur, air ketuban sudah pecah di minggu ke 32 sehingga proses kelahiran harus dilakukan melalui operasi seksio sesatria (sesar).

Sebelumnya, semua perasaan dalam dirinya terasa campur aduk. Ia sempat meragukan dirinya apakah benar-benar sanggup melalui momen penting dalam hidupnya ini.

Pasalnya, jalan yang ia tempuh ini memang penuh risiko yang kompleks. Ditambah, postur tubuhnya yang kecil sempat membuatnya berkecil hati.

"Namun saya perlahan bangkit dan mulai percaya diri bahwa saya bisa melalui semua ini. Begitu juga anak-anak saya, mereka tetap bertahan hingga saat ini," kenangnya sambil menangis haru saat konferensi pers di Ruang Paseban RSIA Puri Bunda Denpasar, Jumat (31/8).

Bayi kembar 4 lahir di RSUP Sanglah (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Keinginan kuat memiliki buah hati mengarahkan mereka untuk memanfaatkan teknologi program bayi tabung. Hingga pada Januari 2018 lalu, dua sel embrio diinjeksikan ke dalam rahim Irin.

“Pemeriksaan bulan pertama kelihatan ada tiga janin. Namun setelah tiga bulan berikutnya, ada tambah satu lagi. Membelah secara sempurna dan memiliki detak jantung normal," ucapnya dengan rasa hari bercampur was-was.

Ia melanjutkan, program bayi tabung ini ia manfaatkan karena pada hasil pemeriksaan HSG, tim medis menemukan bahwa Irin ada mengalami gangguan repoduksi yang tidak memungkinkan dia hamil secara alami.

"Sejak awal pernikahan, kami berdua bersama suami terus mencoba secara alami namun nyatanya tidak pernah berhasil," beber perempuan yang berasal dari Banjar Uma Candi, Buduk, Mengwi ini.

Tak terhitung sudah sejumlah persiapan medis mulai dari tahapan konsultasi, pemeriksaan, hingga terapi kesuburan dan juga psikologis mereka lalui demi sang buah hati.

Halaman
123

Berita Terkini