Melihat kejadian tersebut, korban pun menghubungi istrinya, dan bergegas menuju ke RSUD Buleleng.
Setibanya di rumah sakit, Winasa langsung diberikan penanganan.
Beruntung luka yang diderita tidak terlalu dalam.
Tim medis hanya melakukan tindakan dengan menjarit luka yang dialami oleh korban.
"Pihak keluarga dan pengempon pura menyatakan kejadian ini murni kecelakaan. Mereka memohon agar kasus tidak dipermasalahkan dan tidak dilanjutkan," kata Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Anal Agung Wiranata Kusuma.
Belum lama ini, tradisi ngurek hingga menimbulkan korban pernah terjadi di Desa Nagasepeha, Kecamatan Buleleng.
Bahkan korbannya yang bernama Ketut Sudira (55) sampai tewas akibat tertusuk keris.
Peristiwa maut tersebut terjadi saat korban mengikuti upacara piodalan di Pura Desa Nagasepeha pada 25 September 2018.
Puluhan warga saat itu mengalami kerauhan dan melakukan aksi ngurek.
Termasuk juga korban dalam kondisi kerauhan.
Sudira mengambil keris berukuran sekitar 50 sentimeter yang dibawa oleh seorang pecalang untuk pengamanan di dalam areal pura.
Nahas, keris yang ditancapkan tepat di bagian dada itu membawa malapetaka.
Korban Sudira tersungkur, baju berwarna putih yang ia kenakan dilumuri darah segar.
Warga yang menyaksikan kejadian ini bergegas melarikan korban Sudira ke RSUD Buleleng.
Namun korban yang sudah 10 tahun menjadi sutri di Desa Nagasepeha itu meningggal dalam perjalanan ke rumah sakit.