TRIBUN-BALI.COM - Penataan kawasan Lovina rencananya dimulai tahun 2026. Pemerintah Kabupaten Buleleng bahkan telah menyiapkan anggaran senilai Rp25 miliar untuk penataan kawasan ini.
Rencana penataan kawasan Lovina terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Buleleng dari masa ke masa, yang digelar pada Jumat, (22/8).
Targetnya pada Januari 2026 sudah mulai tender, bersamaan dengan penataan titik nol Kota Singaraja dan Pelabuhan Tua Buleleng.
Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra mengungkapkan, rencana ini mendapat respon positif dari peserta yang hadir. Khususnya dari kalangan akademisi, sejarawan, dan budayawan.
Baca juga: Polres Tabanan Ungkap 4 Kasus Narkoba Sepanjang Agustus 2025, Dua Residivis Berstatus Mahasiswa
Baca juga: PKBM Solusi Bagi Siswa Putus Sekolah, Jadi Instrumen Penting Dongkrak IPM di Buleleng
"Mereka sangat mengapresiasi rencana kami, serta memberikan berbagai masukan yang positif. Semua masukan sudah kami catat," ucapnya.
Sutjidra lantas menjelaskan, sesuai Detail Engineering Design (DED), penataan kawasan Lovina dibagi menjadi tiga zona. Zona pertama yakni titik nol yang merupakan kawasan heritage berada di pantai Tasik Madu. Zona ini akan ditata menjadi kawasan budaya.
Zona tengah (patung dolphin) akan dijadikan kawasan marina. Sedangkan di zona timur, menjadi kawasan pengembangan ekonomi. "Ini yang nanti secara komperhensif akan kita kembangkan," jelasnya.
Sutjidra mengatakan, penataan kawasan Lovina ini menghabiskan anggaran senilai Rp25 miliar. Mantan Wakil Bupati Buleleng dua periode ini menegaskan anggaran penataan tidak melibatkan pihak lain. Sebaliknya, seluruh anggaran ini dibiayai melalui APBD Buleleng.
"Tidak, kita belum berpikir untuk melibatkan pihak ketiga. Jadi kita murni dari dari Buleleng, dari APBD kita," ucapnya.
Penataan Lovina ini, sejalan dengan program Kementerian Pariwisata RI, yang meluncurkan paket perjalanan wisata 3B (Banyuwangi, Bali Barat dan Buleleng), dengan menggunakan kapal cepat.
Namun, Sutjidra menyebut dengan adanya kapal cepat ini, praktis dibutuhkan dermaga di kedalaman laut yang cukup, dengan panjang sekitar 150 meter dari bibir pantai. Diperkirakan untuk membangun dermaga ini, dibutuhkan lagi tambahan anggaran sebesar Rp 15 miliar.
"Khusus untuk pembangunan dermaga, kami harap dapat dukungan anggaran dari oleh Kemenpar. Kalau misalnya Kemenpar tidak bisa, ya akan dibangun secara bertahap melalui APBD. Untuk sekarang kami fokus untuk penataan kawasannya saja dulu," jelasnya.
Sutjidra menyakini apabila dermaga kapal cepat ini dibangun, maka paket perjalanan wisata yang ditawarkan akan lebih luas. Yakni mulai dari Banyuwangi - Lovina - Gili Trawangan. (mer)