Dari 15 Tikungan Jadi 5 Tikungan, Peletakan Batu Pertama Shortcut Singaraja-Mengwitani

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalur shortcut Singaraja-Mengwitani

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pembangunan shortcut titik 5-6 di wilayah Desa Wanagiri-Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, resmi dimulai pada Rabu (14/11/2018).

Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, di Dusun Amerta Sari, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Pembangunan shortcut titik 5-6 yang juga disebut jalan baru Batas Kota Singaraja-Mengwitani ini diprediksi akan memakan waktu selama 14 bulan, atau berakhir pada 31 Desember 2019.

Pengerjaannya dilakukan oleh PT Adhi Cipta dengan konsep Kerja Sama Operasi (KSO), senilai Rp 140 miliar.

Demikian disampaikan Kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ruas jalan Tabanan-Mengwitani-Singaraja, Ketut Payun Astapa, saat ditemui di sela-sela acara peletakkan batu pertama, kemarin.

Kata Payun, shortcut titik 5-6 ini dibangun sepanjang 1,95 kilometer, dengan lebar jalan 7 meter dan bahu jalan dua meter.

Jalan yang mulanya memiliki 15 tikungan, kini berkurang menjadi lima tikungan.

Pun untuk kecepatan jarak tempuh, dari yang awalnya 15-20 kilometer per jam, kini mampu ditempuh dengan kecepatan 40-60 kilometer per jam.

"Untuk efisisensi jarak memang tidak terlaku signifikan. Namun dari segi waktu karena kecepatan bertambah, tentu dari eksisting yang tujuh menit, menjadi tiga menit. Yang jelas akan lebih nyaman, tikungan lebih sedikit dan tidak menanjak," terangnya.

Lalu bagaimana dengan status jalan yang lama?

"Nanti akan kami analisa lagi apakah masih di nasional atau bagaimana. Nanti kami masih lakukan analisa mengenai itu. Belum ada bahasan lebih jauh soal itu. Saat ini memang masih berstatus jalan nasional," jawab Payun.

Sementara Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam sambutannya mengatakan, pembangunan infrastruktur shortcut Singaraja-Denpasar yang terdiri dari titik 1 sampai 10, ditargetkan rampung pada tahun 2021.

Untuk tahun ini dibangun titik 5-6, tahun depan titik 3-4, tahun 2020 titik 7-8, sedangkan tahun 2021 di titik 9-10 dan 1-2.

"Jika tahun 2021 APBN tidak bisa menggarap barengan di dua titik 9-10 dan 1-2, maka APBD Provinsi yang mengambil satu titiknya entah itu 9-10 atau 1-2, yang penting 2021 selesai semua," katanya.

Jika shortcut Singaraja-Mengwitani rampung, kata Koster, pihaknya akan fokus membangun shortcut atau tol Denpasar-Gilimanuk.

Halaman
123

Berita Terkini