Pun dengan pembangunan bandara di Bali Utara, ia mengaku akan segera mewujudkannya dalam waktu tiga tahun kedepan.
"Untuk shortcut Denpasar-Gilimanuk juga sudah didesak terus oleh masyarakat Jembrana. Dengan selesainya shortcut Singaraja-Mengwitani ini, maka harapan saya bersamaan untuk persiapan pembangunan bandara di Bali Utara, mudah-udahan tidak ada masalah lagi. Selanjutnya untuk infrastruktur laut, pelabuhan di Celukan Bawang, Benoa dan Karangasem, serta kebutuhan infrastruktur kereta api, mudah-udahan juga akan segera bisa terwujud," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Kantor Badan Pertanahan Negara (BPN) Buleleng, Gusti Ngurah Pariatna Jaya mengungkapkan, hasil pengukuran luas lahan yang akan digunakan untuk membangun shortcut titik 5-6 telah diumumkan kepada masyarakat, sejak Selasa (13/11/2018) kemarin.
Luas lahan yang akan digunakan seluruhnya mencapai 10,8 hektare, terdiri dari 30 bidang tanah.
Setelah luasan lahan diumumkan kepada masyarakat, pihaknya akan memberikan tenggang waktu selama 14 hari bagi warga untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Apabila warga tidak protes, barulah tim appraisal (tim ndependen penaksir harga tanah) bekerja.
"Jika hasil penilaian harga tanah keluar, baru kami lakukan musyawarah bentuk ganti rugi," jelasnya, sembari mengatakan sejauh ini tidak ada kendala yang dialami, bahkan masyarakat yang ada di Desa Pegayaman sangat mendukung program yang yang dijalankan oleh pemerintah.
Relakan Tanah Warisan
Pembangunan shortcut titik 5-6 ini disambut baik oleh warga Dusun Amerta Sari, Desa Pegayaman, bernama Sang Ketut Oka (68).
Pria yang juga berprofesi sebagai Jero Mangku Desa Adat Amerta Sari ini mengaku telah merelakan lahan seluas 60 are miliknya untuk dibangun shortcut.
Padahal kata Sang Oka, lahan miliknya yang digunakan untuk menanam kopi, bunga, pisang dan keladi itu berstatus sebagai tanah warisan.
Namun karena pemerintah telah berjanji akan mengganti rugi, Sang Oka bersama keluarganya pun setuju.
Ia berencana akan menggunakan uang ganti rugi tersebut untuk membeli tanah di daerah lain.
"Yang penting uang ganti ruginya menguntungkan, tidak merugikan para petani ya setuju. Saya tidak tahu berapa harga tanah sekarang. Intinya berapa pun penawaran harga yang diberikan oleh pemerintah, asalkan tidak merugikan para petani saya menerima," tutupnya.
Shortcut IV Mulai 2019