Kini, aktivitas belajar mengajar difokuskan di bangunan tersisa dengan menerapkan jadwal kelas bergantian pagi dan sore hari.
Pihak sekolah juga menutup akses jalan ke bangunan rawan ini.
Termasuk memagar besi tanah sekitar bibir tebing sebagai batas antisipasi ruang bermain anak-anak.
Sembari tetap melanjutkan aktivitas, ia bersama tokoh masyarakat setempat terus berjuang menagih realisasi janji pemerintah untuk memperbaiki tebing bangunan sekolahnya.
Kendati demikian, belum ada tindakan konkret pemerintah hingga saat ini.
"Orangtua murid pun mulai khawatir dan waswas memikirkan anaknya di sekolah. Kami harap pemerintah segera memperhatikan hal ini," harapnya.
Hal ini juga diakui tokoh masyarakat setempat yang juga mantan Perbekel Desa Ubung Kaja, Wayan Mirta, bahwa pihaknya bersama komite sekolah terus pro aktif melapor ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali agar segera mempercepat relokasi ruang sekolah dan memperbaiki tebing berulang kali.
Bahkan, kata dia, pihak Dinas PU Bali juga telah merespons dan merancang pengerjaan Detail Engineering Design (DED) dengan nilai anggaran mencapai Rp 4,2 miliar dan dijanjikan terealisasi pada 2018.
Sejumlah OPD dan Balai terkait juga diakui telah melakukan peninjauan lokasi.
"Namun kenyataannya, hingga sekarang tidak ada kejelasan apa-apa, tidak ada penanganan apa-apa. Kita semua di sini merasa waswas jika terjadi hal-hal tak diinginkan," ungkapnya.
"Seharusnya pemerintah harus tahu mana yang sifatnya urgen dan prioritas. Harapan kami agar pemerintah segera melakukan antisipasi cepat, agar tidak terjadi hal-hal tak diinginkan. Masak harus nunggu korban dulu, baru kita panik," tegasnya.
Sudah Berkoordinasi
KEPALA Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Disdikpora Kota Denpasar, I Made Merta mengatakan, pihaknya juga mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas PU Provinsi untuk menuntaskan hal ini.
Kendati demikian, pihaknya hanya bisa sebatas menjembatani dan mendorong Dinas PU Provinsi agar segera melakukan tindakan.
"Kami hanya bertanggungjawab di proses pembelajaran saja. Kami bantu memaparkan kepada pihak Dinas PU Provinsi Bali agar segera menuntaskan hal ini. Jangan sampai anak-anak jadi korban," ujarnya. (*)