Serba Serbi

Tilem Bertepatan dengan Kajeng Kliwon, Lakukan Ini

Penulis: Putu Supartika
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Pakraman Intaran, Sanur Kauh menggelar prosesi upacara Ngusaba Desa lan Nangluk Merana di Pantai Sanur, pada Tilem Sasih Kelima yang jatuh pada Selasa (29/11/2016).

Ne ring dengen, Sang Durga Bucari.

Ika pada wehana labaan, nangken kaliyon, kinon rumaksa umah, nimitania. Pada anemu sadia rahayu. Kunang yan kala biyantara keliyon, pakerti tunggal kayeng lagi.

Baca: Gampang & Murah! Stop Kebiasaan Merokok dan Bersihkan Paru-paru Secara Bersamaan dengan Resep Ini

Baca: 4 Fakta Video Viral Percobaan Bunuh Diri Bapak & 2 Balita di Pematangsiantar, Begini Klarifikasinya

 Ini berarti saat Pancawara Kliwon merupakan payogan atau beryoganya Bhatara Siwa.

Pada saat ini sepatutnya melakukan pensucian dengan mempersembahkan wangi-wangian bertempat di merajan, dan diatas tempat tidur.

Sedangkan di halaman rumah, halaman merajan dan pintu keluar masuk pekarangan rumah, patut juga mempersembahkan segehan kepel dua kepel menjadi satu tanding, dan setiap tempat tersebut, disuguhkan tiga tanding yaitu: 

Di halaman merajan, kepada Sang Bhuta Bhucari.

Di pintu keluar masuk, kepada Sang Durgha Bhucari.

Dan untuk di halaman rumah, kepada Sang Kala Bhucari.

Maksud persembahan berupa labaan setiap Kliwon ini untuk menjaga agar pekarangan serta keluarga semuanya mendapat perlindungan dan menjadi sempurna.

Sementara untuk Kajeng Kliwon juga disebutkan:

Kadi ring keliyon nemu atutan kewala tambehane sega warna limang warna, dadi awadah, ring dengen juga genahing caru ika, ika sanding lawang ring luur, aturane canang lenga wangi burat wangi, canang gantal, astawakna ring Durga Dewem, ne ring sor, ring Durga Bucari, Kala Bucari buta Bucari, palania ayu paripurna sira aumah, yania tan asiti mangkana I Buta Bucari, aminta nugeraha ring Bhatari Durga Dewem, mangerubadin sang maumah, angadakakan desti, aneluh anaranjana, mangawe gering sasab merana, apasang pengalah, pamunah ring sang maumah, muang sarwa Dewa kabeh, wineh kinia katadah da waduanira Sang Hyang Kala, nguniweh sewaduanire Dewi Durga, tuhunia mangkana, ayua sira alpa ring wuwus manai.

Sementara itu pada hari raya Kajeng Kliwon, untuk upakaranya sama seperti pada hari Kliwon, hanya tambahannnya yaitu segehan lima warna lima tanding. 

Baca: Kronologi Pembunuhan Mahasiswi di Palembang, Pelaku Akui Setubuhi Korban yang Sudah Tewas

Baca: Raffi Ahmad Ngaku Penghasilan dari YouTube Sampai Ratusan Juta, Bagaimana dengan 5 Youtuber Ini?

Pada samping kori sebelah atasnya dipersembahkan canang wangi-wangi, burat wangi, canang yasa, dan yang dipuja ialah Hyang Durga Dewi.

Yang disuguhkan di bawahnya untuk Sang Durga Bhucari, Kala Bhucari, Bhuta Bhucari, dengan tujuan agar berkenan memberikan keselamatan kepada penghuni rumah. 

Jika tidak melakukan hal itu, maka Sang Kala Tiga Bhucari akan memohon penugrahan kepada Bhatara Durga Dewi, untuk mengganggu penghuni rumah, dengan jalan mengadakan gering atau penyakit dan mengundang kekuatan black magic, segala merana, mengadakan pemalsuan, yang merajalela di rumah, yang mana mengakibatkan perginya para Dewata semuanya, dan akan memberi kesempatan para penghuni rumah disantap oleh Sang Hyang Kala bersama-sama dengan abdi Bhatara Durgha. 

Halaman
1234

Berita Terkini