Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kabag Kerjasama Setda Kota Denpasar, Laxmy Saraswati mengatakan kerja sama Sister City Denpasar dengan tiga kota luar negeri, yakni Kota Gyeongju-Korea, Mosselbay-Afrika Selatan, dan Perth-Australia sudah disetujui oleh DPRD Kota Denpasar.
"Untuk proses selanjutnya sudah disetujui oleh DPRD Kota Denpasar sebagai syarat menuju MoU sesuai PP Bo 28 tahun 2018," kata Laxmy saat dikonfirmasi Rabu (17/4/2019) siang.
Selanjutnya pihaknya akan menyampaikan hal ini ke Kementerian Dalam Negeri.
Tujuannya yakni untuk bisa melakukan diskusi dengan lembaga yang terlibat dalam plan of action masing-masing OPD.
"Pembahasan naskah MoU juga dilaksanakan saat itu dan setelah itu baru tanda tangan MoU ke kota yang diajak kerja sana," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani mengatakan tak ada anggaran khusus untuk kerja sama ini.
Baca: Seniman Gila Aboetd Gelar Pameran di TPS Batanancak Ubud, Sebut Stress Hilang Jika Lihat Lukisannya
Baca: Libur Latihan, Teco Ajak Anak dan Istri Berwisata ke Bedugul
Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani ketika dikonfirmasi Rabu (17/4/2019) siang.
"Anggaran khusus untuk dukungan kegiatan tersebut belum ada, Pak," kata Dezire.
Ia mengatakan kemungkinan anggarannya akan diusulkan di APBD perubahan.
Sementara itu, terkait besaran anggaran yang dibutuhkan pihaknya juga belum mengetahui.
"Anggaran belum tau, Pak. Harus dihitung dulu dan bentuk kegiatannya seperti apa," kata Dezire.
Adapan bentuk kerja sama Pemkot Denpasar dengan Gyeongju dalam bidang pariwisata yang dititikberatkan pada warisan budaya.
"Denpasar akan belajar terkait pemeliharaan situs, mulai dari merawat hingga membuat cerita atau sejarah terkait situs tersebut," imbuh Dezire.
Di Kota Gyeongju ada sebuah batu yang memiliki cerita historis dan sangat ramai dikunjungi wisatawan, bahkan di sana wisatawan melakukan selfie.
Baca: Bupati Suwirta Nyoblos Bersama Keluarga di TPS 009 Banjar Siku Klungkung, Begini Komentarnya
Baca: 57 Warga Pemegang Formulir A5 di Kuta Terancam Tidak Bisa Mencoblos di Pilpres 2019
Berkaca dari hal itu, Pemkot akan belajar membuat story dan merawat situs termasuk Catur Muka Denpasar dan situs lainnya.
Ada juga bentuk promosi pariwisata dengan menggandeng pengusaha pariwisata untuk melakukan transaksi bisnis to bisnis.
Sementara untuk pembiayaan promosi akan dibebankan pada industri pariwisata yang ikut promosi, baik hotel maupun travel.
"Intinya kita menjual apa sih yang ada di Denpasar dan memperkenalkan potenai Kota Denpasar, karena sepertinya selama ini Denpasar hanya dilewati saja walaupun ada yang menginap di Sanur. Apalagi Pasar Badung sudah selesai dan di sana akan kita kenalkan keragaman pasar tradisional," katanya.
Sementara kerja sama antara Denpasar dengan Mosselbay terkait ekonomi kreatif dan pengetahuan maupun teknologi.
"Kami akan promosi pariwisata untuk meningkatkan kunjungan pariwisata dari Afrika Selatan. Kami akan tawarkan hal apa yang ada di Denpasar," katanya.
Baca: Fakta-fakta Kebakaran Katedral Notre Dame, dari Kronologi hingga Upaya Pembangunan Kembali
Baca: Longsor Tutupi Jalur ke Petang, Dalam Sehari Ada Dua Titik Longsor
Sementara dengan Perth, Denpasar akan melaksanakan kerja sama di bidang industri kreatif di luar sektor pariwisata, dimana Denpasar akan belajar tentang industri kreatif di sana.
Dezire mengatakan, Denpasar saat ini memiliki 230 industri kreatif termasuk yang dipegang oleh perguruan tinggi.
Pihaknya akan melibatkan perguruan tinggi tersebut untuk membangun startup.
"Kita perlu menumbuhkan industri kreatif di luar pariwisata. Di Perth itu, yang awalnya di sana bergantung pada pertambangan, kini sudah tidak beroperasi, namun kotanya maju karena industri kreatif. Dari sana kita akan belajar mengembangkan industri kreatif, belajar startup baru, jenis sektor kreatif apa saja yang ada dan bagaimana caranya, dia punya itu," kata Dezire.
Apalagi berkaca dengan keadaan pariwisata saat Gunung Agung erupsi yang kocar-kacir.
Ia menambahkan, saat ini sudah ada 264 startup bidang IT di Denpasar, dengan omset mencapai Rp 64 miliar, dan ingin ditingkatkan lagi.
Selain itu, dengan kerja sama ini kunjungan wisatawan Australia bukan hanya wisatawan biasa tapi dengan minat khusus dalam pariwisata dan industri kreatif. (*)