Menurut dia, di Jatiluwih masih bisa dikembangkan pertanian organik karena sumber air masih pure(murni) dan belum ada kontaminasi zat kimia.
Disamping itu peralihan dari sistem pertanian organik ke anorganik pasti ada masa transisi, yang menyebabkan produksi petani menurun dan hasil petani akan jeblok, sehingga perlu ada subsidi atau pengganti yang biayanya cukup besar.
“Kalau itu gak ditalangi atau dibayar ,jelas petani tidak mau diajak ke organik, dan akan tetap bertahan pada posisi nyaman. Manakala dia mau ke posisi tidak nyaman ‘sementara’ ini harus kita support supaya petani bisa beralih ke organik,” usulnya. (*)