TRIBUN-BALI.COM, NEGARA -- Kasus rabies kembali terjadi di Jembrana.
Tiga warga di Banjar Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya tergigit anjing rabies.
Petugas pun sampai turun mencari korban dan memberikan vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana, dr Putu Suasta menyatakan, tiga warga yang tergigit saat ini sudah mendapatkan penanganan.
Ia pun mewanti agar warga yang tergigit anjing segera melapor agar mendapat penanganan.
"Ketika menyepelekan gigitan, tidak lapor puskesmas itu sangat berbahaya sekali. Memang ada tiga warga yang sudah kami tangani dan dinyatakan positif rabies," ucap Suasta kepada Tribun Bali, Minggu (26/5).
Baca: Waspada Modus Penipuan Ini Marak di Denpasar, Warga Dipungut Rp 350 Ribu untuk Demam Berdarah
Ia menyebutkan, kasus gigitan HPR (hewan positif rabies) tersebut terjadi Minggu (19/5) terhadap Ni Nyoman Dendi (73) warga Banjar Puseh, Desa Tuwed.
Ia tergigit anjing di bagian telapak kaki kiri.
Keesokan harinya, Senin (20/5) Dewa Made Santika (12) juga tergigit pada tangan kiri.
Dari dua kejadian itu, Dinkes Jembrana terjun dan akhirnya memberikan korban VAR di puskesmas 1 Melaya hari itu juga.
"Anjing itu mati diketahui Jumat (24/5) dan diambil sampel otak anjing oleh pihak Keswan Kesmavet. Hari Sabtu hasil uji sampel oleh BBVET Denpasar bahwa sampel dari Tuwed positif rabies," jelasnya.
Petugas puskesmas I Melaya melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) ke lokasi gigitan dan pemilik anjing.
Ternyata didapatkan informasi ada seorang warga menjadi korban gigitan anjing tersebut.
Warga ini adalah Desak Ketut Arnyani (48) yang tergigit di jari tangan.
"Nah ini yang harus kami edukasi ke masyarakat bahwa penting untuk melapor ke petugas. Awalnya korban yang di Desa Tuwed itu tidak datang ke puskesmas karena merasa luka lecet. Kami lakukan penaganan dengan memberikan VAR karena berbahaya bagi korban sendiri," tegasnya.