Kisah Para Guru di Indonesia, dari Gaji Hanya 75 Ribu Per Bulan Sampai Tinggal di Toilet

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi guru

Rutinitas itu dijalani Bertha selama 10 tahun sejak 2009. Saat jadi guru honor pertama kali, Bertha menerima gaji Rp 150.000.

Setiap berganti tahun, gaji Bertha naik Rp 100.000. Hingga kini, ia memperoleh gaji Rp 800.000 setiap bulannya.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Bertha dan suaminya bertani dan berjualan di pasar malam, "Biasa pulang sekolah saya jualan pisang, ubi, dan sayur-sayuran di pasar malam," kata Bertha kepada Kompas.com saat menyambangi sekolah tempat dia mengajar, Selasa (12/11/2019).

Bertha kadang mengeluhkan penghasilannya kepada kepala sekolah SD 004, tetapi diminta bersabar.

Ahok Tidak Menempati Posisi Direktur Utama Pertamina, Ini Alasan Erick Thohir

Teco : Spaso Sangat Capek, Bukan Fisik Saja Tapi Mental Juga

4. Guru honorer di Ende, 11 bulan tak digaji

Pada tahun 2018, Samiyati salah seorang guru honorer di Kabupaten Ende masuk dalam daftar nama Guru Tidak Tetap (GTT).

Ia mendapatkan insentif tambahan dari pemerintah melalui biaya operasional sekolah daerah (Bosda) selama 4 bulan.

Bosda adalah janji politik pemerintah daerah terhadap guru honorer yang dimulai pada 2018.

Sesuai kebijakan tersebut, guru honorer di pedalaman mendapatkan Rp 1.500.000, guru honorer di wilayah terpencil mendapatkan Rp 1.100.000, dan guru honorer yang ada dalam kota mendapatkan Rp 700.000.

Pada Februari 2019, Samiyati diminta pihak Dinas Pendidikan untuk memasukkan data guru tidak tetap (GTT).

Namun, ternyata nama Samiyati dan beberapa guru lain yang terdaftar sebagai GTT dicoret dari daftar penerima Bosda dalam tahun anggaran 2019.

"Saya baru diberi tahu oleh kepala sekolah bahwa nama saya tiba-tiba tidak dimasukkan dalam daftar GTT yang akan menerima insentif tahun 2019. Ke manakah kami yang tidak digaji selama 11 bulan ini. Nama kami tidak muncul di daftar penerima Bosda 2019, bagaimana sudah nasib kami ini pak," kata Samiyati sambil menangis.

5. Guru honorer di Pandeglang tinggal di toilet

Nining Suryani (44), guru honorer di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, terpaksa harus tinggal di toilet sekolah setelah rumahnya roboh karena ambruk.

Bersama suaminya, Ebi Suhaebi (46), dia memodifikasi ruangan toilet sekolah menjadi tempat tinggal sejak dua tahun lalu.

Halaman
1234

Berita Terkini