Dukung Percepatan Kendaraan Listrik, Kementerian Perindustrian Akan Mulai dari Kendaraan Umum
Laporan Wartawan Tribun Bali, M Firdian Sani
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Dalam rangka mendukung program percepatan implementasi kendaraan listrik serta penerapan peraturan-peraturan terkait, Kementerian Perindustrian menyelenggarakan dialog kendaraan berbasis listrik dalam “The 2nd Indonesia-Japan Automotive Dialogue”, di Plumeria Ballroom, Padma Resort Legian, Jl Padma No 1, Legian, Badung, Bali, Jumat (13/12/2019).
Acara ini dihadiri Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin.
Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan mengatakan, kendaraan listrik ini awalnya akan difokuskan untuk kendaraan umum, mengingat biayanya yang terbilang mahal.
"Kalau kendaraan listrik memang saat ini masih cukup mahal untuk beli. Saat ini yang didorong itu kendaraan umum. Oke lah belinya mahal, tapi dalam operasinya murah. Sehingga itu yang didorong untuk kendaraan umumnya. Karena dia akan terus bergerak," ujarnya.
• Komplotan Pembobol Vila Hanya Mengangguk Ketika Dinasihati Hakim, Danu Cs Divonis 20 Bulan Penjara
• Jaringan Narkotik Lapas Karangasem Dilimpahkan ke Kejari Denpasar
Terkait persiapan, ia menjelaskan masih dalam proses pengembangan baterai dan kerangka kendaraan.
"Perkembangannya memang kalau sekarang ini kan, yang sudah dalam proses dan mau segera, mungkin revisi Perpres 34 tentang fasilitas TKD dan DKD karena itu cuma menambah lampiran," ucapnya.
"Karena sebenarnya untuk badan tubuhnya sudah termasuk kendaraan listrik sudah ada di lampirannya," tambah dia.
Ia menjelaskan, dari segi kapasitas dan baterai masih menjadi tantangan tersendiri dalam mengembangkan angkutan umum ini.
Apalagi sejauh ini, persoalan mengenai kapasitas baterai untuk mobil listrik terus menjadi pembahasan.
"Sekarang ini untuk bahan baku baterainya masih diskusi soal dampak lingkungannya. Semoga segera selesai. Sehingga kalau pembahasan itu sudah selesai, bisa menentukan bahan bakunya. Kalau bahan bakunya sudah ada, nanti ada investasi-investasi untuk mulai memproduksi bahan baku baterai. Kalau sekarang banyak yang sudah komitmen, tapi kan ini menunggu bahan bakunya dulu," jelasnya.
• Kolonel Pnb Radar Soeharsono Pimpin Lanud I Gusti Ngurah Rai
• Kopi Lanang Banyuwangi Ekspor Robusta ke Eropa
Terkait target kapan selesainya persoalan baterai ini, Ardika hanya memberikan gambaran sesuai yang dikatakan Menko Maritim dan Investasi di banyak media.
"Kalau di media itu, Pak Menko Maritim dan Investasi menyampaikan tahun 2022. Itu yang dijadikan acuan untuk produksi baterainya. Nanti akan dikoordinasikan lagi seperti apa perkembangannya," tanggapnya.
Ardika juga menegaskan, fokus Kementerian Perindustrian saat ini adalah amanah Perpres No 55 Tahun 2019 tentang percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) berbasis baterai yang ditugaskan untuk menyusun 4 Permen.