Bali Paradise

Kisah Unik di Balik Air Terjun GGC Tembuku Kelod Bangli

Penulis: AA Seri Kusniarti
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, mengunjungi obyek wisata air terjun Goa Giri Campuhan (GGC), Bangli, Bali, Jumat (12/7/2019). Kisah Unik di Balik Air Terjun GGC Tembuku Kelod Bangli

Kemudian air terjun kedua, di antara bibir DAM yang cukup tinggi, namun debit airnya tidak terlalu deras.

Setelah itu, air terjun ketiga yang menjadi icon GGC ini, berada setelah DAM dan jatuh di antara batu bertumpuk dihiasi lumut hijau nan indah.

Bahkan pengunjung bisa mengambil foto dari dalam goa di seberangnya, sehingga menambah estetikanya.

Tak sampai di sana, di sebelah selatan dari lokasi ini ada lagi sekitar 8 air terjun yang belum ditata oleh penduduk sekitar sebagai tujuan wisata.

“Kami beri nama Batu Merah, karena tebing di sana semua berwarna merah,” sebutnya.

Kemudian ada Batu Mesibak atau terbelah, karena kekuatan air.

Untuk mengelola objek di selatan ini, akan dilakukan setelah objek wisata di utara berjalan dengan baik.

Sambut Tahun Baru Ada Penglipuran Village Festival di Bali, Begini Uniknya Desa Wisata Penglipuran

7 Tempat Wisata untuk Rayakan Malam Tahun Baru yang Seru, Pantai Kuta Salah Satunya

“GGC ini saja belum optimal jalannya, masih banyak kendala seperti SDM, dana, dan sebagainya,” katanya.

GGC kian indah, karena dialiri sungai yang terbelah lengkap dengan pancuran atau biasa disebut campuhan di Bali.

“Yang campuhan memang genah melukat konon dulu adalah pesiraman ida peranda, dan itu jarang dipakai. Jadi kami mencoba memanfaatkan air dengan pipa, dan kami terjunkan dan kami berikan pancoran Pancaka Tirta karena ada lima pancoran di sana,” jelasnya.

Jika GGC telah berjalan dan mendatangkan tamu, serta sarana-prasarana lengkap, maka yang bagian selatan akan ditata untuk melengkapi destinasi wisata ini.

Per hari ini, sejak Agustus 2019 tamu semakin hari kian bertambah.

Ia menyebutkan setidaknya domestik mencapai 15 orang per hari, sedangkan wisatawan mancanegara berkisar 20-25 per hari.

GGC dibuka sejak pukul 08.00 Wita sampai 17.00 Wita, bahkan hingga petang jika masih ada tamu yang berenang.

Ke depan, kata dia, akan selalu berpatokan pada paruman adat, dan tetap mencari masukan dari turis, sopir travel, dan guide, untuk kemajuan GGC.

Bahkan jika ada pedagang pun, akan ditata ke depannya sehingga tetap membuat GGC asri dan berbasis alam yang alami. 

(*)

Berita Terkini