Tahun Baru 2020

Kisah Penjual Terompet di Denpasar, Pembeli Makin Sedikit dan Sering Digerebek Satpol PP

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana
Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andi Santoso saat berjualan terompet di Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar, Selasa (31/12/2019)

Andi mengatakan, pada tahun sebelum-sebelumnya lebih ramai jika dibandingkan sekarang.

"Tahun lalu saya bisa untung Rp 2 Juta dalam waktu dua hari satu malam," jelasnya.

Menurut pengamatannya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, para penjual terompet semakin berkurang.

Selain disebabkan karena pembeli yang menipis, juga seringnya para penjual yang dirazia oleh Satuan Polisi Pamong Praja.

"Kemarin siang teman saya kena Satpol PP di Jalan Malboro dan barangnya disita," tuturnya.

Andi mengatakan, guna berjualannya saat ini ia membutuhkan modal sekitar Rp 2 juta dan mendapatkan terompet sekitar 300 buah.

Jelang Tahun Baru, Copet di Kuta Ditangkap, Sekali Tepuk Iphone WN Bahrain Lenyap

Resolusi 2020, Cegah Kanker dan Tetap Hidup Sehat dengan 6 Cara Ini

300 buah terompet itu ia bagi dua untuk dijual bersama istrinya Zaimatus Soleha.

Dirinya membawa terompet jenis naga dengan harga Rp 20 ribu, terompet biasa dan kecil Rp 10 ribu serta terompet biasa yang besar Rp 15.000.

Selain terompet, ia juga menjual bando dengan yang bisa kelap-kelip dengan harga Rp 35 ribu.

Andi mengaku mendapat barang dagangannya itu dari salah satu pembuatnya di wilayah Denpasar.

Andi mengatakan, jika tak ada momentum tahun baru dirinya sehari-hari berjualan nasi goreng.

Lokasi berjualannya berada di Jalan Cokroaminoto, tepatnya di sebelah selatan Tiara Grosir. (*)

Berita Terkini