Harga Melonjak, Petani di Pangsan Badung Ini Tidak "Paksa" Cabainya untuk Segera Dipanen

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bapak Ponidi, Petani cabai di daerah Desa Pangsan, Petang Badung saat melihat hasil tanaman cabainya, Kamis (23/1/2020)

“Bisa kita lihat dua hari setelah panen. Batang cabai yang organik akan tetap hijau. Begitu sebaliknya cabai yang disemprot akan terlihat keriput,” katanya.

Pada bagian pohonnya juga mengalami perbedaan, ia mengatakan jika ditanam dengan pupuk organik, pohon cabai itu akan berumur panjang.

Bahkan bisa tiga sampai empat kali panen untuk cabai yang organik.

Namun jika pohon cabai disemprot untuk cepat berbuah  dan sebagainya, pohonnya akan cepat mengering dan mati.

Dokter Rumah Sakit Ikut Diperiksa, Ini Kata Polisi Soal Hasil Autopsi Jenazah LIna Mantan Istri Sule

Dinsos Bali Tunggu Data Nama dan Alamat Penerima PBI BPJS Kesehatan dari Pemerintah Kota/Kabupaten

Sehari Dijatah 150 Nomor Antrean, Warga Serbu Disdukcapil Tabanan Urus E-KTP

“Sekali tanam cabai, kita panennya dua bulan lagi lakau itu gunakan organik. Namun untuk yang tidak organik, sebulan lebih sudah bisa panen,” bebernya.

Disinggung kenapa memilih cara tanam organik, ia mengatakan beberapa hasil pertanian yang organik tidak akan berpengaruh dengan harga pasar, malahan bisa lebih mahal.

Selain itu, ia mengatakan ke depannya juga akan digunakan agrowisata dengan petani yang menanam tanaman semua berbahan organik.

“Di sini kita tak hanya menanam cabai organik saja, namun juga ada melon, semangka, cabai, jagung, ketela, rosela, kacang panjang, buncis, pepaya dan yang lainnya. Nah sebuah jenis tanaman ini sudah pasti awet, bahkan setelah panen satu bulannya baru dibelah terlihat masih bagus,” terangnya.

Viral, Video Seorang Ibu Sempoyongan Setelah Tasnya Ditendang, Ini Penjelasan Polisi

Lebih lanjut ia menjelaskan, konsep petani organik akan diterapkan untuk selanjutnya.

Hal itu karena tanaman organik akan sangat menguntungkan dan bagus untuk kesehatan.

“Kita menjualnya dengan tengkulak atau pengecer  sama seperti harga di pasaran dulu, iya lebih tinggi sedikit. Setidaknya dari sana mereka tau mana tanaman yang menggunakan organik dan tidak. Bahkan pembeli juga merasakan keawetannya atau tahan lama buah yang ditanam dengan cara organik,” jelasnya. 

“Contohnya cabai, sekarang petik dan ditimbang. Setelah satu jam pasti bobotnya turun kalau tidak organik. Hal itu karena batangnya layu. Berbeda dengan cabai organik pasti bobotnya tidak berubah,” pungkasnya. (*)

Berita Terkini