"Meskipun saya benar-benar meyakini kejadian ini antara kami atas dasar kesepakatan, dia tidak melihat kejadian ini seperti saya. Setelah berbulan-bulan meninjau, mendengarkan pengacaranya, dan bahkan kesaksiannya secara langsung, sekarang saya paham seperti apa perasaannya bahwa dia tidak setuju terhadap kejadian ini," ujar Bryant.
Apa yang membuat Bryant berani jujur dan berjiwa besar?
Dalam wawancara dengan Majalah GQ tahun 2015, Kobe Bryant menuturkan bagaimana iman Katolik yang dia yakini membantu dia mengatasi dampak tindakan atas wanita tersebut bagi hubungan pribadi dan citra profesionalnya.
Bagi Kobe kehilangan sponsor bukan menjadi perhatian utama.
Dia justru sangat takut masuk bui.
Saat itu dia terancam hukuman penjara selama 25 tahun. Namun demikian, semangatnya tumbuh karena iman yang dia yakini.
"Satu-satunya yang sangat membantu saya selama proses itu, saya Katolik, saya tumbuh sebagai orang Katolik, anak-anak saya Katolik, adalah berbicara kepada seorang pastor," kata Kobe Bryant yang menjalani masa kecil selama 8 tahun di Italia.
"Lepaskan. Bangkitlah. Tuhan tidak akan memberikan kamu sesuatu yang tidak bisa kamu atasi, dan sekarang semuanya berada di tangan Dia. Ini bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Lepaskan," ujar Kobe menuturkan nasihat pastor itu kepada dia.
Dalam sesi wawancara tersebut Kobe Bryant pun menuturkan perjuangannya menyelamatkan pernikahan dengan Vanessa Laine.
Pasangan ini menikah pada 18 April 2001 di Gereja Santo Eduardus Sang Pengaku di Dana Point, California, Amerika Serikat.
Pada tahun 2011 Vanessa mengajukan cerai karena alasan perbedaan yang tidak bisa diatasi.
Pasangan ini bisa mengatasi masalah perbedaan tersebut 13 bulan kemudian.
"Saya tidak akan bilang pernikahan kami sempurna. Kami masih bertengkar, seperti pasangan lain. Tapi reputasi saya sebagai seorang atlet adalah saya punya tekad dan giat berlatih. Bagaimana saya bisa melakukan itu dalam kehidupan profesional saya jika saya tidak merasa seperti itu dalam kehidupan pribadi saya, ketika itu memengaruhi anak-anak saya? Tidak masuk akal," ujar Bryant.
Bahtera rumah tangga Kobe Bryant-Vanessa Laine langgeng sampai akhir, hingga maut memisahkan mereka pada 26 Januari 2020.
Kobe Bryant selalu teringat kalimat ini: yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.
Dia berpegang teguh pada tiga ciri perkawinan Katolik yaitu ikatan yang terus berlangsung seumur hidup, ikatan monogami, yaitu satu suami dan satu istri serta ikatan yang tak terceraikan.
Kobe Bryant hanya sekali menikah hingga akhir hayatnya.
Kobe Bryant sangat mengasihi keluarganya.
Legenda NBA, Michael Jordan, yang kini menjabat Presiden Charlotte Hornets, klub pertama Bryant mengungkapkan kesaksiannya.
"Ia adalah ayah yang luar biasa, lelaki yang mencintai keluarganya begitu dalam," kata Jordan.
Keluarga ini juga rutin menggelar aksi sosial melalui Kobe & Vanessa Bryant Family Foundation.
Melalui lembaga ini Bryant dan keluarga berusaha membantu orang-orang yang mengambil keputusan-keputusan buruk dalam hidup mereka untuk mencapai titik balik, termasuk para tunawisma.
Kobe Bryant melakukan itu karena menyadari bahwa dia sudah mendapatkan segalanya dan patut berbagi kepada sesama.
"Saya tidak bermaksud berlebihan dan mengutip Spider-Man, tapi kekuatan besar datang bersamaan dengan tanggung jawab besar," kata Bryant kepada The Times.
Dunia akan terus mengenang Bryant untuk inspirasinya yang luar biasa.
Di lapangan, Black Mamba memang punya beragam aksi menawan.
Julukan Black Mamba itu berasal dari nama ular Afrika, yang gesit dan cepat gerakannya.
Penggemar basket pastilah akan suka meniru gaya slam dunk, three points, steal atau assistnya.
Black Mamba sudah menjadi legenda.
Dia pergi selamanya pada umur 41 tahun. Dengan nama semerbak harum.
Selamat jalan Black Mamba. Dunia olahraga berduka tapi warisanmu akan terkenang lama.
Tak mudah lekang oleh waktu. Requiescat in Pace. Beristirahatlah dalam damai dan kasih Tuhan. (dion db putra)