TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pelinggih yang bersanding dengan kloset tak hanya terdapat di wilayah Bangli. Seorang warga bernama Luh Sriartini (48) asal Dusun Pengubungan, Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali pun juga sempat membangun sebuah pelinggih Surya, yang kemudian disandingkan dengan kloset.
Namun sejak lima tahun belakangan, Sriartini akhirnya mengganti kloset duduk tersebut dengan sebuah kendi.
Dikonfirmasi Selasa (4/2/2020), wanita yang bekerja sebagai pedagang ini mengatakan, kloset duduk yang disandingkan dengan pelinggih Surya itu ia bangun sekitar 20 tahun silam, setelah berobat ke salah satu guru spiritual di Padangbai, Karangasem.
Kala itu, Sriartini mengaku mengalami sakit dibagian kepala.
• Arapenta Tambah Pengalaman Saat Uji Coba, Berharap Bali United Sukses Tahun Ini
• Semakin Bertambah, Korban Virus Corona Capai 24 Ribu Orang di 28 Negara, 490 Orang Meninggal
• Teater Topenk Pentaskan Kisah Perang Ilmu Magis “Togog”, Wakasek SMA Negeri 2 Denpasar Terharu
Sudah berulang kali diperiksakan ke dokter, namun sakit itu tak kunjung sembuh.
Hingga akhirnya Sriartini disarakankan oleh seseorang untuk berobat ke Padangbai.
Saat menjalani pengobatan, Sriartini mengaku disuruh oleh guru spiritualnya untuk membangun kloset, bersanding dengan pelinggih Surya yang ada di rumahnya.
Konon kloset itu sebagai simbol penyucian Ida Bhatara.
"Kloset itu sukla. Tidak dipakai. Hanya sebagai simbol saja. Sehingga kita dapat mertanya," terangnya.
Atas keyakinannya, Sriartini pun mengikuti saran sang guru spiritual.
Setelah kloset dibangun, Sriartini mengaku jika kondisi kesehatannya mulai membaik.
Sakit dikepala itu tak lagi ia rasakan.
Bahkan, hal ini juga berdampak dari segi ekonominya.
"Lebih sejahtera lah," ucapnya.
Selain disarankan membangun kloset bersanding dengan pelinggih Surya, Sriartini juga diwajibkan untuk memiliki kamar suci, sebagai tempat melaksanakan sembahyang, tiga kali sehari.