TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Puluhan pekerja asal Indonesia di Kapal Pesiar Diamond Princess menanti uluran tangan pemerintah untuk segera dievakuasi.
Puluhan WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess saat ini masih menjalani isolasi.
Di tengah masa penantian tersebut, keluarga WNI asal Bali yang bekerja di Kapal Pesiar Diamond Princess angkat bicara.
Adalah Nengah Sudarma (40), warga asal Desa Tangkas, Klungkung berhari-hari merasa resah.
Ia terus mengkhawatirkan kondisi adik iparnya, I Ketut Janu Artika (27) yang bekerja di Kapal Pesiar Diamond Princess dan sampai saat ini tertahan di Yokohama, Jepang terkait mewabahnya Virus Corona.
" Kami dari keluarga memantau keadaanya dari media sosial, dan astungkara sampai saat ini keluarga kami dalam keadaan baik dan sehat," ujar I Nengah Sudarma saat ditemui di kediamannya di Banjar Meranggen, Desa Tangkas, Klungkung, Senin (24/2).
Kediaman I Ketut Janu Artika tampak lenggang, saat di sambangi ke rumahnya, Senin (24/2) sekira pukul 11.00 Wita.
Ayah dari Ketut Janu Artika, Nyoman Suardana saat itu sedang bekerja sebagai sopir angkutan umum.
Sementara ibunya, Ni Wayan Mastini masih berjualan di pasar.
" Sudah sempat test corona virus, dan hasilnya keluarga kami tidak terinfeksi virus corona.
Tinggal saat ini menantikan kepastian kapan bisa dipulangkan ke Bali," ujar Sudarma.
Anak ke-4 dari 6 bersaudara tersebut, berangkat bekerja di Kapal Pesiar Diamond Princess sejak 20 Januari lalu.
Sebelumnya Ketut Janu Artika sudah beberapa kali berangkat ke kapal pesiar.
" Orang tuanya saat ini kondisinya masih beraktifitas seperti biasa. Tapi tentu ada kekhawatiran, karena keluarga kami belum bisa pulang terlebih ada wabah berbahaya," ungkapnya.
Hal yang paling dikhawatirkan keluarga, karena kondisi Ketut Janu Artika saat ini berada di luar negeri.
" Saya tau kondisi di kapal itu bagaimana. Kalau lama disana, takutnya malah bisa kena virusnya. Keluarga juga masih menunggu bagaimana keluarga kami bisa dipulangkan," ungkapnya. (*)