Jaringan Internet Jadi Kendala, Sensus Penduduk Online 2020 di Klungkung Baru Tembus Angka 3.207 KK
Jaringan internet masih menjadi kendala pelaksanaan sensus penduduk 2020 berbasis online (SPO) di Klungkung
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Jaringan Internet Jadi Kendala, Sensus Penduduk Online 2020 di Klungkung Baru Tembus Angka 3.207 KK
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Jaringan internet masih menjadi kendala pelaksanaan sensus penduduk 2020 berbasis online (SPO) di Klungkung, Bali.
Padahal BPS menargetkan setiap harinya ada 2.000 KK warga di Klungkung yang mencatatkan data kependudukannya melalui SPO.
Kasi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik BPS Klungkung, Dewa Made Agus Sudarmawan mengatakan, 10 hari pelaksanaan sensus penduduk melalui sistem online, masih terkendala jaringan Internet.
Beberapa daerah di Klungkung, jaringan internetnya sempat tidak stabil sehingga menghambat warga ketika hendak mencatatkan data kependudukan melalui SPO.
"Jika lelet, warga menjadi enggan mengakses web dan mencatatkan data kependudukanya," ujar Dewa Made Agus Sudarmawan.
Ia sempat menyontohkan saat sosialisasi SPO di Polres Klungkung, mendadak internetnya down sehingga sosialisasi sempat terganggu.
Belum lagi kondisi internet di Nusa Penida, yang beberapa wilayahnya bahkan blank spot atau sama sekali belum terjangkau sinyal internet.
"Masalah internet ini menjadi tantangan kami. Apalagi SPO ini baru perdana dilakukan," ungkapnya.
Oleh sebab itu, sensus penduduk 2020 ini dilakukan dalam dua tahap.
Sensus penduduk berbasis online (SPO) dimulai 15 Februari 2020 hingga 31 Maret 2020, kemudian disusul sensus penduduk wawancara (SPW) dimulai 1-31 Juli 2020.
Saat pelaksanaan SPO awal ini, BPS berusaha mengajak warga masyarakat yang melek teknologi dan mau mendaftarkan data kependudukan keluarganya.
"Jadi target kami yang SPO ini jangkauanya 20 persen, lalu tetap diverifikasi saat sensus penduduk wawancara," ungkapnya.
Sementara berdasarkan data yang disodorkan Dewa Sudarmawan, hari ke sepuluh, Selasa (25/2/2020), pencatatan melalui SPO baru menembus angka 3.207 KK.
Angka ini lebih kecil dari target, yakni 2.000 KK perhari.