TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Komisi II DPRD Gianyar menggelar rapat dengan Dinas Pertanian (Distan) Gianyar dan Dinas Pariwisata (Dispar) Gianyar, di Sekretariat DPRD Gianyar, Rabu (4/3/2020).
Rapat tersebut terkait banyaknya babi yang mati misterius dan terkait penurunan kunjungan wisatawan Per Februari 2020 yang mencapai ribuan pengunjung.
Kepala Dinas Pertanian, Made Raka dalam rapat tersebut mengatakan, akhir Februari 2020 ini jumlah babi yang mati isterius sudah mencapai 900 ekor.
Namun pihaknya belum bisa mengatakan kematian tersebut akibat ASF atau karena penyakit lain.
• Kemenhub Kaji Pembatasan Penerbangan ke Empat Negara, Cok Ace: Kita Ikuti Keputusan Pusat
• Tata Kelola Pemprov Bali Dinilai Masih Konvensional, Tanda Tangan Pejabat Kini Mulai Pakai Barcode
Dia juga menyebutkan sampai saat ini, obat atau vaksinnya belum ditemukan.
Jika memang ada yang positif ASF, maka semua babi dalam radius lia kilometerharus dieliminasi.
Namun demikian, peternak akan mendapatkan komoensasi dari pemerintah.
“Vaksinnya belum ditemukan. Namun kami bisa memastikan bahwa daging babi yang masih sehat, masih bisa dikonsumsi. Virus tersebut juga tidak menyerang manusia,” ujarnya.
Terkait kematian babi tersebut, Raka mengatakan, dari 64 desa yang ada di Kabupaten Gianyar, kondisi ini hanya terjadi di 16 desa.
• RS Universitas Udayana Siap Jadi Ruang Isolasi Apabila Ada Peningkatan Kasus Covid-19 di Bali
• Dua pasien Observasi Virus Corona di Tabanan Sudah Dilakukan Visit Dokter, Kondisinya Membaik
“Antisipasi yang kami lakukan memberikan disinfektan yang didrof dari Pemprov Bali. Di samping itu, Dinas PUPR sudah menyiapkan lubang untuk mengubur bangkai babi mati misterius,” ujarnya.
Langkah lainnya adalah memperketat keluar-masuknya hewan antar pulau.
Setiap mendatangkan hewan dari luar pulau, harus disertakan surat keterangan sehat.
“Ini penting, supaya hewan yang diperjual-belikan antar pulau disertakan surat keterangan sehat,” ujarnya.
Kadispar Gianyar, Gede Putrawan mengatakan, kunjungan wisatawan mengalami penurunan mencapai 10 ribu dibanding Februari 2019.
Namun persoalan ini tidak bisa diselesaikan dengan sendiri-sendiri.