"Indikasinya tidak ada keluhan fisik dan dua kali pemeriksaan virus dinyatakan negatif," ujar Yuri.
Pasien positif Corona tersebar di delapan wilayah, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Banten.
RSUD Buleleng
Sementara itu, seorang wanita berusia 25 tahun saat ini sedang dalam pemgawasan di ruang isolasi RSUD Buleleng.
Pasien asal Kecamatan Gerokgak, Buleleng, itu dicurigai terpapar virus Corona, dengan keluhan batuk, flu, demam, serta mengalami radang paru-paru.
Direktur RSUD Buleleng, Gede Wiartana, dikonfirmasi Sabtu (14/3) mengatakan, pasien diterima pada Jumat malam sekira pukul 23.30 Wita.
Pasien yang identitasnya dirahasiakan itu mulanya dirujuk oleh dokter spesialis paru ke RSUD Buleleng, sebab berdasarkan hasil rontgen, pasien itu mengalami radang paru-paru.
"Setelah kami terima, pasien kami rasa perlu pengawasan, sehingga langsung kami rawat di ruang isolasi. Pasien sementara tidak diperbolehkan untuk dijenguk oleh keluarganya.
Sementara untuk petugas medis yang merawat, sudah sesuai protap menggunakan alat pelindung diri (APD)," jelasnya.
Setelah menerima pasien tersebut, RSUD Buleleng akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk melakukan pengambilan sampel lapisan tenggorokan (swab).
Pengambilan sampel ini dilakukan untuk memastikan apakah pasien terpapar virus Corona atau tidak.
Sementara Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra menyebutkan, berdasarkan keterangan dari pasien itu sendiri, sakit flu, batuk disertai demam itu dirasakan sejak dua minggu belakangan ini.
Pasien juga mengaku sempat bekerja di Italia –yang terkena wabah Corona, dan baru pulang ke Buleleng pada 20 Februari 2020.
Sementara terhadap keluarga pasien, Sutjidra mengaku telah menugaskan Dinas Kesehatan Buleleng untuk melakukan penelusuran, dan mengecek kondisi kesehatannya.
"Pasien ini masuk dalam pengawasan, dicurigai. Karena pasien itu baru datang dari negara yang terjangkit, Italia. Pihak RSUD Buleleng sudah melakukan penanganan sesuai dengan protap yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan," jelas Sutjidra.